:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2116640/original/083789300_1524557089-airlangga_di_apindo2.jpg)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Perikanan Norwegia Per Sandberg sepakat untuk mempercepat finalisasi Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-EFTA CEPA).
Airlangga Hartarto mengungkapkan, upaya ini diharapkan bisa memperluas pasar ekspor bagi produk industri kedua belah pihak sekaligus untuk saling melengkapi dan sama-sama menguntungkan.
"Rencananya perundingan kerja sama itu selanjutnya akan dilakukan pada bulan Mei di Jakarta," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, pada 19 April 2018.
Dia mengatakan, pihak Norwegia ingin kemudahan impor bahan baku susu ke Indonesia. “Selain itu, Norwegia meminta beberapa produk perikanan seperti salmon dan ikan cod bisa masuk ke pasar Indonesia dengan tarif rendah atau nol,” kata dia.
Adanya usulan itu, Airlangga menawarkan agar Indonesia juga diberi kemudahan dalam akses ekspor produk industri nasional ke Norwegia terutama untuk jenis tekstil, pakaian, dan sepatu dengan tarif bea masuk rendah atau nol persen. “Saat ini, produk-produk dari Indonesia tersebut masuk ke Eropa masih kena tarif 10 hingga 20 persen,” lanjut dia.
Kedua belah pihak juga membahas persoalan yang dialami Indonesia terkait pelarangan produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masuk ke pasar Eropa. Untuk diketahui, Parlemen Uni Eropa akan menghapus penggunaan CPO, termasuk dari Indonesia, pada tahun 2021.
Sementara itu, Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan menyatakan, Kemenperin fokus mendorong perluasan pasar bagi produk industri yang termasuk sektor padat karya berorientasi ekspor.
“Makanya Menperin meminta agar sama-sama saling menguntungkan. Apabila Norwegia meminta kemudahan produk mereka bisa masuk ke sini, Menperin juga meminta agar produk dari Indonesia tidak dihambat di Norwegia,” kata dia.
Putu berharap, dengan penguatan kerja sama ekonomi dengan Norwegia, dapat membuka pula akses pasar ekspor produk industri Indonesia ke negara-negara Skandinavia.
Pada 2017, ekspor Indonesia ke negara-negara EFTA mencapai US$ 1,3 miliar, sementara impor dari empat negara tersebut sebesar US$ 1,1 miliar. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia dengan EFTA masih mencatatkan surplus kurang lebih senilai US$ 200 juta.EFTA merupakan sebuah blok dagang alternatif bagi negara-negara Eropa yang tidak bergabung dalam Uni Eropa. EFTA yang dibentuk sejak 1960 ini hanya beranggotakan empat negara yaitu, Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein.
Presiden Jokowi Buka IIMS 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cetak Tenaga Kerja Terampil, Pemerintah Bangun Sekolah Tinggi di Kawasan Industri"
Post a Comment