:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2233107/original/004839600_1527728335-20180530-Latihan-Timnas-Indonesia-U-23-HEL-6.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Peran 6 pemain senior dalam skuat Timnas Indonesia U-23 yang akan melakoni uji coba melawan Thailand bukan hanya meningkatkan kualitas belaka. Mereka juga punya kewajiban untuk membimbing para darah muda yang minim pengalaman.
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Luis Milla Aspas, memanggil enam pemain senior, yakni Muhammad Ridho Djazulie, Teja Paku Alam, Victor Igbonefo, Riko Simanjuntak, Alberto Beto Goncalves, dan Lerby Eliandry. Keenamnya akan memperkuat Garuda Muda ini dalam dua uji tanding melawan Thailand, 31 Mei dan 3 Juni 2018.
Dari keenam nama tersebut, Beto merupakan pemain yang paling senior. Usianya telah menginjak 37 tahun. Bomber naturalisasi ini sudah kenyang makan asam garam sepak bola nasional. Mendapatkan panggilan pertama berseragam Garuda di dada, Beto bermaksud untuk berbagi pengalaman dengan para pemain muda.
Beto tidak bermaksud untuk mengubah gaya permainan Timnas Indonesia U-23, namun untuknya, permainan terburu-buru tidak akan efektif untuk membongkar pertahanan lawan. Eks bomber Persipura Jayapura itu ingin membantu sekaligus mengingatkan para pemain muda betapa pentingnya memulai serangan secara terorganisir.
"Karena banyak pemain muda. Kita sebagai pemain senior, bantu atur tempo, tenang, membawa (bola) dulu, bernapas, kalau kita ikut tempo mereka, sulit," ujar Beto.
Selama ini, Timnas Indonesia U-23 sering memainkan bola dari kaki ke kaki, dan menerapkan permainan cepat. Buat Beto, cara ini kurang tokcer diimplementasikan untuk pemain senior seperti dirinya.
Kalo berita nya ga lengkap buka link disamping buat lihat berita lengkap nya https://www.liputan6.com/bola/read/3544935/bomber-naturalisasi-sulit-ikuti-irama-darah-muda-timnas-indonesia-u-23Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bomber Naturalisasi Sulit Ikuti Irama Darah Muda Timnas Indonesia U-23"
Post a Comment