:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2213436/original/066294300_1526362957-20180515-Jelang-Ramadan-Satgas-Pangan-Sidak-Pasar--ARBAS-2.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa kenaikan harga daging ayam lebih dikarenakan pasokan yang berkurang. Ia pun menegaskan kenaikan harga ayam bukan karena ulah kartel.
Enggartiasto mengungkapkan, berdasarkan pemantauan yang dilakukan, tingginya harga daging ayam karena pasokan yang berkurang drastis.
"Harga daging ayam yang semula terjadi kenaikan, dan kenaikan itu karena supply berkurang. Kami semua turun ke pasar, disuplai sekitar 30-40 persen dari total kebutuhan," kata Enggartiasto, di kantornya, Rabu (23/5/2018).
Ia menegaskan, tingginya harga ayam tidak terindikasi oleh kartel. Sebab, menimbun ayam tidak akan menguntungkan.
"Ayam itu tidak mungkin ditahan, ayam hidup harus dikasih makan, ayam mati itu juga, jadi cost kalau ditahan, jadi pasti dilepas. Itu menunjukkan supply berkurang. Jangan ditanya kenapa supply berkurang, pokoknya supply berkurang di pasar," ujarnya.
Dalam waktu dekat akan mengumpulkan pengusaha ayam. Adapun pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang belum bisa meredam gejolak harga daging ayam.
"Nah, kami sudah undang para integrator dan peternak mandiri, mereka kami kasih waktu dalam satu minggu turunkan harga itu. Harganya sudah turun tapi terlalu kecil, makanya kami panggil lagi integrator untuk suplai, gerojokin itu,"
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3536239/mendag-harga-ayam-naik-bukan-karena-kartelBagikan Berita Ini
0 Response to "Mendag: Harga Ayam Naik Bukan karena Kartel"
Post a Comment