:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2133109/original/051243500_1525333308-IMG_20180503_121203.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyesalkan insiden intimidasi antar-dua kelompok yang terjadi saat hari car free day (CFD) atau hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu 29 April 2018.
Tjahjo menilai, aksi intimidasi tersebut sangat memalukan karena tidak sesuai dengan adat ketimuran. Menurut dia, penyampaian pendapat harus dibarengi dengan etika yang baik.
"Berpolitik itu harus punya etika. Kita boleh beda pendapat, beda pilihan, tapi harus punya etika, harus punya sopan santun," ujar Tjahjo di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Kamis (3/5/2018).
Tjahjo mempersilakan semua masyarakat menyampaikan pendapat dan kritiknya secara demokratis. Dia meminta agar penyampaian aspirasi tidak disertai dengan tindakan tak terpuji dan kriminal.
"Tapi jangan menghina, menghasut, memfitnah. Kita punya harga diri, punya kehormatan. Apalagi memaksakan kehendak, harus mengikuti yang menjadi pilihannya dan menjadi sikap politiknya," tutur dia.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu berpendapat, aksi intimidasi yang terjadi saat CFD kemarin bertentangan dengan budaya Indonesia.
"Saya kira kejadian kemarin kejadian yang memalukan sekali. Itu bukan budaya timur, itu bukan budaya politik kita," Tjahjo menandaskan.
https://www.liputan6.com/news/read/3499233/mendagri-sebut-intimidasi-di-cfd-hal-memalukanBagikan Berita Ini
0 Response to "Mendagri Sebut Intimidasi di CFD Hal Memalukan"
Post a Comment