:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/727459/original/085944600_1409028165-petronas.jpg)
Liputan6.com, Jakarta -Petronas sempat berguru ke PT Pertamina (Persero) terkait sistem pengelolaan industri hulu migas. Namun saat ini perusahaan minyak dan gas bumi (migas) nasional Malaysia tersebut mengalami kemajuan dan lebih unggul.
Vice President Malaysia Petroleum Management of Petronas, Muhammad Zamri Jusoh mengatakan, sebagai regulator harus sensitif terhadap kebutuhan investor, salah satunya adalah perbaikan insentif fiskal yang diberikan pemerintah Malaysia.
"Ada beberapa faktor kesuksesan industri migas Malaysia, pertama evolusi rezim fiskal," kata Zamri, saat menghadiri Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition ke-42, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (3/5/2018).
Zamri melanjutkan, kunci berikutnya adalah inovasi dan keleluasaan yang diberikan pemerintah Malaysia ke Petronas, untuk menentukan mekanisme pengelolaan hulu migasnya.
Menurut Zamri, Petronas sempat berguru dengan Pertamina terkait penerapan kontrak bagi hasil migas (Production Sharing Contract/PSC) Indonesia. Namun Petronas mampi berinovasi menyesuaikan dengan perkembangan kondisi yang ada.
"Ada hal yang menarik, Malaysia belajar PSC dari Pertamina. Kita melihat contoh PSC Indonesia. Tapi sejalan dengan itu, kami evolusi sesuai dengan kebutuhan," tutur Zamri.
Zamri mengungkapkan, Petronas melakukan berbagai terobosan untuk menggairahkan iklim investasi pencarian migas di negaranya, sehingga dapat menyesuaikan dengan tantangan pencarian migas, seperti di laut dalam, lepas pantai (offshore) dan daratan (onshore).
"Kami mulai asah skill yang kami miliki karena investasi dan demand meningkat untuk bisa menghadapi tantangan seperti laut dalam, offshore dan onshore kita teruskan rezim fiskal, fix cost ke overcost rezim," paparnya.
Zamri melanjutkan, pemerintah Malaysia pun melakukan penyesuaian insentif dan bagi hasil migas dengan kondisi lapangan migas yang digarap investor. Seperti insetif pajak dan eksplorasi, serta pembagian bagi hasil untuk kontraktor lebih besar dari bagian pemerintah, untuk pencarian migas untuk pencarian migas di wilayah yang sulit. Sehingga kontraktor tertarik investasi dan merasa diuntungkan.
"Ada banyak lagi yang diproduksi kontraktor bisa mengambil lebih banyak. Kami diberikan otoritas penuh untuk putuskan apa rezim yang terbaik bagi kami. Peran pemerintah, ini diberikan insentif pajak, juga insentif agar kontraktor dapat banyak untung dalam eksplorasi laut dalam," tandasnya.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3499247/pernah-berguru-ke-pertamina-kenapa-petronas-kini-lebih-unggulBagikan Berita Ini
0 Response to "Pernah Berguru ke Pertamina, Kenapa Petronas Kini Lebih Unggul?"
Post a Comment