Liputan6.com, New York - Pemerintah dan rakyat Indonesia sedang berdebar menanti proses pemungutan suara pemilihan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019 - 2020, yang digelar dalam Majelis Umum PBB di New York, Jumat, 8 Juni 2018 pagi waktu setempat.
Saat ini, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah berada di New York untuk menghadiri langsung proses pemungutan suara yang menurut jadwal akan digelar pukul 10.00 waktu setempat (atau sekitar pukul 21.00 WIB).
Bahkan, sejak awal pekan ini, Menlu Retno yang telah tiba di New York, dibantu Wakil Tetap Indonesia di PBB dan sejumlah pejabat Kemlu, telah melakukan serangkaian kegiatan, termasuk pertemuan-pertemuan bilateral dengan menteri maupun pejabat negara sahabat, untuk semakin memuluskan kampanye Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB.
Rangkaian pertemuan yang dilakukan Menlu Retno sejak tiba di AS pada Senin 4 Juni adalah dengan Menlu Amerika Serikat, Menlu Gabon, serta Wakil Tetap di PBB dari negara Italia, Singapura, Gambia, Aljazair, Comoros, Belanda, Bolivia, Liberia, Brazil, Tanzania, Swedia, dan Nauru.
Dalam setiap kesempatan pertemuan bilateral itu, Menlu RI selalu menekankan, jika nantinya terpilih menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB, Indonesia akan berkomtimen untuk menjadi mitra sejati perdamaian dunia dalam berkontribusi untuk perdamaian dan kestabilan.
"Sebagai Kandidat Anggota Tidak Tetap DK PBB, Indonesia akan meyuarakan harapan dan pandangan negara negara jika terpilih sebagai anggota non-permanen DK PBB, dan menjadi bridge-builder serta dalam mewujudkan kesamaan cita-cita perdamaian dan kesejahteraan dunia," demikian tegas Menlu Retno seperti dikutip dari rilis resmi Kemlu RI.
Prioritas dan Komitmen Indonesia
Lebih lanjut, seperti dikutip dari Kemlu.go.id, Indonesia memiliki 3 prioritas jika nantinya terpilih menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB.
Ketiga prioritas itu adalah menciptakan ekosistem global yang damai dan stabil, menjamin sinergitas antara perdamaian yang berkesinambungan dan agenda pembangunan, serta bertekad untuk melawan terorisme, radikalisme, dan kekerasan berbasis ekstremisme.
Indonesia juga berkomitmen untuk menegakkan prinsip dan tujuan Piagam PBB serta, seperti yang disebutkan Menlu Retno di atas, "menjadi bridge-builder" antara anggota PBB lain.
Kampanye Indonesia untuk DK PBB telah dimulai sejak peluncurannya tahun 2016 silam di New York dan selalu mengusung prioritas Indonesia untuk menciptakan ekosistem perdamaian dan stabilitas global, memastikan sinergi antara melanggengkan perdamaian dan agenda pembangunan berkelanjutan, dan memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme.
Di sisi lain, Indonesia Indonesia sebelumnya pernah menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB pada periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Berdebar Menanti Hasil Pemilihan Anggota Tak Tetap DK PBB, RI ..."
Post a Comment