:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2219374/original/058480800_1526708318-Menristek_Dikti.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir akan menyelidiki lebih jauh soal radikalisme di dalam kampus. Dia akan mengumpulkan data mengenai jajaran kampus melalui rektor universitas termasuk media sosialnya.
"Kurikulum kami perbaiki. Rektor saya minta mendata semua pegawai, dosen, dan mahasiswa mana yang terpapar radikalisme. Sebelum ditindak, ditanya dia mau kembali lagi atau tidak ke NKRI. Dari media sosial dan HP itu kita data. Kita bisa lacak hubungan apa dari sana. Untuk semua nanti, mahasiswa baru sudah mulai itu kerja sama dengan BIN dan BNPT," kata Nasir di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/6/2018).
Dalam pengawasan medsos ini, Kemristekdikti telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Intelijen Negara (BIN). Nantinya data masyarakat kampus baik itu rektor, dosen dan mahasiswa akan dikonfirmasi oleh BNPT.
"Semuanya nanti. Semua akan dikoordinasi," ujarnya.
Nasir menjamin, pengawasan di media sosial juga bukan bermaksud melanggar hak privasi. BNPT dan BIN hanya ingin membaca lalu lintas informasi yang mengarah kepada radikalisme.
"Mereka yang punya hak. Kami nggak punya. Kami hanya ingin koordinasi. Katakan ingin buka medsos seseorang, (kami) ngga boleh. Langgar UU ITE itu. Tapi pendataan itu penting supaya bisa diverifikasi dengan baik," kata Nasir.
https://www.liputan6.com/news/read/3551907/cegah-radikalisme-kemristekdikti-gandeng-bin-dan-bnpt-awasi-medsosBagikan Berita Ini
0 Response to "Cegah Radikalisme, Kemristekdikti Gandeng BIN dan BNPT Awasi Medsos"
Post a Comment