:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1164240/original/089965200_1457408007-20160308-Ilustrasi-Kelapa-Sawit-iStockphoto3.jpg)
Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono mengatakan, pihaknya terus berkomunikasi dengan partner bisnis usai kenaikan bea masuk Crude Palm Oil (CPO) oleh India.
"Mitra bisnis kita (di India) sama dengan kita. Ini masih didiskusikan. Kita yakinkan partner di sana Anda harus ngomong sama pemerintah di sana. Dengan begini (bea masuk naik) inflasi akan tinggi dan merugikan konsumen India," ujar dia di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018.
"Di samping kita bawa ke landscape perjanjian perdagangan yang lebih luas kalau Anda persulit kita, kita juga persulit Anda," lanjut dia.
Dia mengakui di India pasti akan ada peralihan maupun pencarian produk pengganti CPO. Namun, hal tersebut bisa berpengaruh pada perekonomian India sendiri, seperti kenaikan tingkat inflasi.
"Pasti ada. Enggak bisa puasa orang itu. Pertama dia ada substitusi. Tinggal berapa lama kuatnya. Dugaan saya pasti harga-harga lebih mahal di sana," ujar dia.
Oleh karena itu, dia mengatakan Pemerintah India bisa mengevaluasi kembali kebijakan penaikan bea masuk CPO. "India kalau diteruskan, India akan rugi juga," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Industri kelapa sawit, merupakan komiditi yang menjanjikan di Indonesia.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "India Berpeluang Tinjau Bea Masuk CPO asal Indonesia"
Post a Comment