:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2082160/original/087666000_1523615507-Rel-Kereta6.jpg)
Pemerintah terus mendorong pembangunan infrasturktur. Pembangunan ini diharapkan bisa menipiskan kesenjangan dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi. Apakah pembangunan tersebut sudah berdampak?
Ketua Komisi V DPR, Fahri Djemi Francis menjelaskan, pembangunan infrastruktur yang ditargetkan rampung pada 2018-2019 itu belum menampakkan hasil ke pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pembangunan yang dikerjakan untuk mengejar target justru menimbulkan masalah baru, seperti kecelakaan kerja yang marak terjadi beberapa waktu lalu.
Selain itu, pembangunan infrastruktur pemerintah juga dihadapkan pada masalah alokasi anggaran. Fahri menyatakan, alokasi anggaran untuk infrastruktur melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setiap tahunnya selalu jauh lebih kecil dari yang diusulkan. Hal ini membuat pembangunan infrastruktur jadi minim anggaran.
Dalam penjelasannya, pada APBN 2015 perencanan yang diusulkan oleh pemerintah Rp 114,8 triliun, tetapi anggaran yang tersedia Rp 110,8 triliun, berkurang sekitar Rp 4 triliun.
Pada 2016, usulannya tinggi sekali menjadi Rp 169,4 triliun, tetapi duitnya yang disetujui Rp 98 triliun. Pada 2017, diajukan Rp 209,1 triliun, tetapi anggaran yang diberikan Rp 103,1 triliun. Itu belum sampai 50 persen yang diberikan.
"Di 2018 ini kebutuhannya naik lagi Rp 221 triliun, tapi yang diberikan Rp 106 triliun," ujar dia dalam Forum Diaolog HIPMI di Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Menurut Fahri, pembangunan infrastruktur yang selama ini menjadi program utama pemerintah juga tidak berdampak besar terhadap ekonomi di daerah. Bahkan, pihak swasta sering mengeluh karena proyek tersebut didominasi oleh BUMN.
"Pertumbuhan ekonomi juga stagnan setelah pembangunan infrastruktur. Itu menjadi pertanyaan. Jadi infrastruktur ini pertama, untuk pencitraan. Kedua, untuk BUMN. Baru ketiga, untuk rakyat. Tapi ini juga masih dipertanyakan," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ada sekitar 300 kilometer jalan tol yang statusnya masih fungsional, yaitu jalur Tol Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Solo, Sragen-Ngawi dan Wilangan-Kertosono.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pembangunan Infrastruktur Jadi Modal Pertumbuhan Ekonomi Nasional"
Post a Comment