Pecandu Narkoba Diawali dari Coba-Coba
Pengaruh Lingkungan Pertemanan
BALAI KOTA - Pecandu narkoba seringkali diawali dari proses mencoba. Awalnya, seseorang diberi narkoba oleh kenalannya secara cuma-cuma. Lambat laun setelah kecanduan, yang bersangkutan akan mencari barang terlarang itu dengan sendirinya. Bahkan, seseorang seringkali bersedia melakukan segala sesuatu untuk mendapatkan narkoba. ‘’Saya memakai narkoba bermula dari lingkungan pergaulan yang salah saat masih tinggal di Jakarta,’’ ungkap narasumber sosialisasi penyuluhan, pencegahan, dan perlindungan bahaya destruktif bagi generasi muda, Khaerul Anwar di aula Balai Kota Semarang, baru-baru ini.
Pengaruh teman sangat besar, imbuh dia. ‘’Awalnya, saat duduk di bangku SMP mulai merokok, minum-minuman keras, dan kemudian ada yang menawarkan putaw secara cuma-cuma. Setelah itu menjadi kecanduan. Saya dulu pemakai narkoba menggunakan jarum suntik,’’ucap dia.
Menurut dia, pertemanan memiliki porsi yang cukup besar dalam memengaruhi perilaku seseorang. Tidak jarang perbuatan negatif diawali dari pergaulan yang tidak terkontrol dengan baik. ‘’Pertemanan merupakan salah satu faktor eskternal yang berperan dalam membentuk karakter hidup individu.’’ Hal itu disampaikan Khaerul Anwar di hadapan 200 peserta, terdiri atas mahasiswa sejumlah perguruan tinggi, pelajar SMA 3 Semarang dan SMA 5 Semarang, serta Komunitas Sahabat Difabel (KSB) Kota Semarang. Anwar berharap, generasi muda harus mampu menjauhi narkoba. Bahaya narkoba nantinya dapat merembet kepada penularan HIV/AIDS. ‘’Apapun bentuknya, narkoba merusak generasi muda. Peredaran sabu-sabu semakin banyak, jangan sampai kena. Jangan pernah untuk berkeinginan mencoba narkoba walau hanya sedikit,’’ tandas Anwar.
Anwar berusaha keras untuk lepas dari narkoba. Tanpa usaha yang keras, pencandu selalu tersugesti dan saat sakaw akan mudah kembali lagi memakai narkoba. ‘’Beruntung dukungan keluarga sangat besar agar saya terlepas dari narkoba. Saya sempat diungsikan ke Riau selama setahun.’’ Saat sudah mulai sembuh, imbuh dia, balik ke Jakarta, ternyata menjadi pencandu lagi. Akibat bergaul dengan lingkungan temanteman lama pemakai. ‘’Orang tua tahu dan mengusir saya dari rumah. Saya lari hingga ke Bali. Sempat berhenti beberapa bulan, namun kumat lagi mencandu karena bertemu pemakai narkoba,’’kata Anwar.
Ia baru benar-benar berhenti memakai narkoba pada 2002 karena lingkungan pertemanannya di Yogjakarta waktu itu tidak ada yang memakai narkoba. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Semarang, Gurun Risyadmoko mengatakan, kegiatan ini untuk memberi edukasi remaja agar tahu bahaya narkoba dan penularan penyakit HIV-AIDS. Pihaknya mengundang praktisi langsung yang menguasai permasalahan tersebut. ‘’Pemakai narkoba berasal dari dua faktor internal dan eksternal. Faktor internal bisa jadi karena berasal dari keluarga broken home, tekanan masalah yang berat, dan merasa rendah diri,’’papar Gurun.
Berkorelasi
Faktor eksternal bisa karena iseng mencoba-coba narkoba atau lingkungan pergaulan yang salah, imbuh dia. Karena itu, perlu diberikan sosialisasi untuk menghindari bahaya narkoba dan HIV/AIDS. Harapannya, seusai kegiatan ini, para peserta dapat menjadi sukarelawan yang kemudian dapat menyampaikan kembali ilmunya kepada masyarakat luas. Koordinator LSM Lentera ASA, Ari Istiyadi menambahkan, pihaknya ingin memperlihatkan kepada masyarakat bahwa narkoba memiliki dampak negatif yang berkorelasi dengan HIV/AIDS. Kegiatan ini ingin menyampaikan gambaran kepada generasi muda bahwa kedua permasalahan ini menjadi momok yang cukup menakutkan dan menjadi persoalan serius di Kota Semarang. Khususnya permasalahan HIV/AIDS. ‘’Kami selalu mengimbau agar orang menjauhi penyakitnya, bukan orangnya. Semua yang dipaparkan di kegiatan ini tidak lagi berasal dari ‘’katanya’’ tapi benarbenar berasal dari sumbernya langsung.
Kami menghadirkan narasumber pasangan suami istri Orang dengan HIV/AIDS (Odha).’’ Mereka masih bisa hidup normal seperti orang pada umumnya, misalnya minum air dan beraktivitas sehari-hari. Kedua narasumber berani terbuka ke masyarakat meski telah terinfeksi HIV/AIDS. Dibandingkan karena penyakitnya, Odha memiliki dampak sosial besar karena dijauhi masyarakat. Selama ini masyarakat awam tidak paham dengan persoalan HIV/AIDS dan penularannya. (ary-48)
Berita Terkait
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pecandu Narkoba Diawali dari Coba-Coba"
Post a Comment