Search

Penguasaan Bola Kroasia Akan Untungkan Prancis

Jakarta, CNN Indonesia -- Meski memiliki pemain-pemain kreatif, timnas Prancis memilih untuk bermain bertahan sepanjang Piala Dunia 2018. Kecenderungan ini diprediksi akan jadi keuntungan saat lawan Kroasia yang bertipe ofensif.

Berdasarkan statistik FIFA, Prancis memiliki penguasaan bola yang lebih banyak dari lawannya hanya di tiga dari enam pertandingannya di Rusia. Dari tiga laga itu, Prancis tampak kesulitan mencetak gol.

Pertama, saat melawan Australia, Les Bleus harus mencari gol Griezmann lewat titik penalti dan gol bunuh diri Behich.

Kedua, saat melawan Denmark, dengan penguasaan bola 68 persen berbanding 38 persen. Prancis kesulitan menembus pertahanan Tim Dinamit meski mencetak 4 shots on target. Tak ada gol tercipta di laga ini.
Antoine Griezmann mencetak gol penalti saat melawan Australia.Antoine Griezmann mencetak gol penalti saat melawan Australia. (REUTERS/Damir Sagolj)
Ketiga, laga melawan Uruguay di babak perempat final pun menyulitkan Prancis yang punya penguasaan bola 58 persen berbanding 42 persen. Mereka hanya memiliki dua tendangan ke arah gawang, berbanding empat yang dimiliki Uruguay.

Tim Ayam Jantan pun sampai butuh pertolongan sundulan mematikan bek mereka, Rafael Varane, dan blunder kiper Uruguay Fernando Muslera, untuk memastikan kemenangan.

Hal ini berbeda ketika anak asuhan Didier Deschamps membiarkan lawan mengurungnya dan mengambil alih penguasaan bola. Misalnya, saat melawan Belgia. Kylian Mbappe dan kawan-kawan mampu meraih 5 peluang bersih, berbanding 3 milik Belgia.

Raphael Varane jadi tembok tangguh timnas Prancis bersama Samuel Umtiti.Raphael Varane jadi tembok tangguh timnas Prancis bersama Samuel Umtiti. (REUTERS/Damir Sagolj)
Skuat timnas Belgia jengkel dengan strategi Les Blues itu dan menuding lawannya tersebut memainkan negative football.

"Prancis telah memainkan anti-sepak bola. Saya belum tahu bahwa seorang striker bermain sangat jauh dari gawang," kata Courtois, merujuk pada striker Prancis Olivier Giroud yang lebih membantu pertahanan ketimbang menyerang.

Ya, lolosnya Prancis hingga babak final tak lepas dari kekuatan lini pertahanan mereka. Dari enam lawannya, hanya Argentina yang mampu mencetak gol ke gawang Prancis dari situasi permainan terbuka.

Kiper timnas Belgia Thibaut Courtois mengkritik permainan bertahan timnas Prancis.Kiper timnas Belgia Thibaut Courtois mengkritik permainan bertahan timnas Prancis. (REUTERS/Dylan Martinez)
Meski sempat menepis, Deschamps tampaknya mengambil cara Aime Jaquet saat membawa Prancis juara dunia pada 1998: membangun tim dari belakang. Namun, benarkah ini taktik anti-football?

Ala Ali

Anti-football sendiri sering diasosiasikan dengan negative football, taktik parkir bus, catenaccio-nya Italia. Saat tim besar yang bermain menyerang kalah, seperti Barcelona-nya Guardiola yang ditaklukkan Chealsea-nya Roberto Di Matteo pada 2012, tudingan anti-sepakbola mengemuka, seperti yang dikatakan Courtois pada Les Bleus.

Roberto Di Matteo sukses meraih trofi Liga Champions bersama Chelsea usai memainkan taktik parkir bus.Roberto Di Matteo sukses meraih trofi Liga Champions bersama Chelsea usai memainkan taktik parkir bus. (Ina Fassbender)
Namun, taktik defensif tak ubahnya taktik ofensif, totaal voetbal, total football, tiki-taka, atau variasi lainnya yang berupaya menaklukkan lawan dengan caranya sendiri.

Bedanya, taktik defensif cenderung membiarkan lawan menguasai bola, mengepung daerahnya dalam waktu lama, hingga membuatnya kehilangan kesabaran dan lengah, untuk kemudian menghukumnya dengan serangan kilat mematikan seperti kala Mbappe menghukum Messi dan kawan-kawan.

Ini mirip strategi rope a dope milik Muhammad Ali kala mengalahkan Foremen. Saat itu, ia seakan-akan terpojok di sudut ring, menunggu lawan melepaskan sebanyak mungkin pukulan yang tak efektif. Saat lawan kelelahan. ia melancarkan serangan balasan maut.

"Attack wins you games, defence wins you titles," kata Sir Alex Ferguson, suatu ketika.

Mantan pelatih Manchester United Sir Alex Ferguson.Mantan pelatih Manchester United Sir Alex Ferguson. (John Phillips/Getty Images for TechCrunch/AFP)

Duet Barca-Madrid

Di sisi lain, tipikal permainan Kroasia adalah penguasaan bola. Itu tak lepas dari keberadaan dua gelandang Barcelona dan Real Madrid yang kuat dalam memegang bola dan mengumpan: Ivan rakitic dan Luka Modric.

Metronom timnas Kroasia Luka Modric.Metronom permainan timnas Kroasia Luka Modric. (REUTERS/Ivan Alvarado)
Dari enam pertandingannya, Vatreni menguasai permainan lima di antaranya. Hanya saat melawan Argentina mereka sedikit kalah penguasaan bola, 42 persen berbanding 58 persen.

Tipikal lawan seperti inilah yang klop dengan strategi Deschamps yang mengandalkan Varane dan Umtiti yang alot ditembus serta Kante yang militan dalam berlari dan merebut bola.

Kylian Mbappe siap mencari celah di pertahana Kroasia dari sektor sayap.Kylian Mbappe siap mencari celah di pertahana Kroasia dari sektor sayap. (REUTERS/Pilar Olivares)
Jika tak ada perubahan taktik signifikan dari pelatih timnas Kroasia Zlatko Dalic, Tim Ayam Jantan diperkirakan akan bermain secara bussines as usual; menanti Modric dan rakitic lengah, Kante atau Matuidi merebut bola dan mengoper cepat kepada Pogba, yang mengalirkannya kepada Griezmann atau Giroud, dan diselesaikan dengan kilat oleh Mbappe.

Kecuali, Modric dan kawan-kawan mencetak gol lebih dulu dan memilih bertahan total. Griezmann dan kawan-kawan pun akan lupa cara berkreasi menembus pertahanan berlapis.

(jun)

Let's block ads! (Why?)

https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180715165117-142-314199/penguasaan-bola-kroasia-akan-untungkan-prancis

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Penguasaan Bola Kroasia Akan Untungkan Prancis"

Post a Comment

Powered by Blogger.