Remaja perempuan Palestina, Ahed Tamimi, bebas setelah mendekam selama delapan bulan dalam penjara. Ia dihukum atas dakwaan menampar dan menendang tentara Israel di Tepi Barat.
Video yang memperlihatkan insiden Tamimi menampar tentara itu viral di media sosial tahun 2017. Peristiwa itu terjadi di dekat tempat tinggalnya, di kawasan Nabi Saleh.
Maret lalu, saat masih berusia 16 tahun, Ahed menghadapi 12 dakwaan. Dari jumlah tersebut, ia terbukti bersalah atas empat tuduhan, salah satunya tindak pidana penyerangan.
Badan lembaga pemasyarakatan Israel menyebut Tamimi saat ini dalam perjalanan menuju Tepi Barat.
Bagi masyarakat Palestina, Ahed merupakan simbol resistensi mereka terhadap pendudukan Israel. Sebaliknya, Israel memandangnya sebagai pencari masalah yang mendambakan publisitas.
Video Ahed yang viral direkam oleh ibunya, Nariman Tamimi. Dalam rekaman itu ia berteriak dan mendorong dua tentara yang tengah memasuki pekarangan rumahnya.
Video tersebut lalu diunggah ke akun Facebook milik Nariman. Pada rekaman itu Ahed terlihat menendang dan menampar seorang tentara. Ia juga mengancam akan melakukan hal itu pada tentara lainnya.
Dalam persidangan, Ahed Tamimi menyebut melakukan serangan itu karena melihat dua tentara Israel tersebut menembakkan peluru karet ke kepala sepupunya, Mohammed. Ia mengklaim dua peristiwa itu berlangsung pada hari yang sama.
Otoritas militer Israel mengaku mengutus dua tentara ke rumah Ahed. Tujuannya, kata mereka, untuk meredam unjuk rasa para remaja Palestina yang diwarnai pelemparan batu.
Namun militer Israel membantah telah menembak Mohammed, yang mereka sebut mengaku memiliki luka di kepala setelah jatuh dari sepeda.
Kasus Ahed memunculkan pandangan saling bertolak belakang di antara komunitas Palestina dan Israel.
Menteri Pendidikan Isreal, Naftali Bennett, misalnya, menyebut Ahed layak menghabiskan sisa hidup di penjara.
Mayoritas warga Israel menganggap Ahed telah dieksploitasi oleh keluarganya untuk memprovokasi tentara dalam rekaman video.
Ibunya, Nariman, juga didakwa atas hasutan di media sosial dan tindak pidana penyerangan. Nour, sepupu perempuan Ahed, juga dituding melakukan serangan.
Di sisi lain, Ahed telah menjadi ikon nasional Palestina. Ia dianggap memperlihatkan keberanian berhadapan dengan tentara bersenjata di kawasan berpolemik.
Wajah Ahed digambar sebagai mural dan poster di jalanan Palestina. Sementara petisi daring pembebasan Ahed dari penjara yang dibuat ayahnya telah meraup 1,7 juta tandatangan.
http://www.bbc.com/indonesia/dunia-44996135Bagikan Berita Ini
0 Response to "Remaja Palestina yang tampar tentara Israel bebas dari penjara"
Post a Comment