Sistem Zonasi Diiringi Pro-Kontra dan Berbagai Penyesuaian pada ...

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemberlakuan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMP pada tahun ini menyisakan beberapa cerita.

Pro kontra dari masyarakat di awal informasi penerapan sistem baru tersebut bermunculan.

Keresahan cenderung muncul dari orangtua yang anaknya memiliki nilai tinggi namun jaraknya jauh dari sekolah.

Selain orangtua, pihak sekolah yang dalam ini mengampu pembelajaran siswa setelah dinyatakan diterima di sekolah tersebut, juga perlu melakukan beberapa penyesuaian.

Baca: Kurang Pahami Sistem PPDB Baru, Banyak Calon Siswa Gagal Diterima Sekolah Negeri

Baca: Disdikpora Pemkab Gunungkidul Siap Bantu Wali Murid yang Kesulitan PPDB Zonasi Online

Kepala SMP Negeri 5 Yogyakarta, Suharno, menjelaskan bahwa pemberlakuan sistem zonasi sangat berdampak besar di sekolahnya.

Ia menyebut perbedaan nilai tertinggi dan terendah tahun lalu dan tahun ini sangat jauh berbeda.

"Jauh sekali. Dulu terendah 256 dan tertinggi 293. Sekarang sudah turun. Paling rendah kalau zonasi kami terima nilai 192," ucapnya, Sabtu (7/7/2018).

Namun, lanjutnya, hal tersebut tidak dijadikannya sebagai beban untuk sekolah. Sejak tahun 2017, pihaknya telah memberlakukan sistem satuan kredit semester atau SKS.

Hal tersebut membuat siswa lebih mudah menerima pembelajaran karena kelas yang menampungnya sudah sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.

Let's block ads! (Why?)