:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2285519/original/076519600_1531998801-Zohri.jpg)
Menjadi seorang atlet sekaligus siswa tentu menjadi pilihan bagi Zohri; fokus menjalani latihan atau pendidikan formal. Salah satu dikorbankan. Bila fokus menjalani pendidikan formal tentunya akan mengorbankan fokus latihan.
Meski begitu, Zohri tak ingin memilih satu di antaranya. Dia berjanji tidak akan mengesampingkan pendidikan formalnya, pemuda yang saat ini duduk di bangku kelas XII SMA itu berjanji akan menyelesaikan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi.
"Ya mau lanjutin sekolah, mau kuliah juga, itu pasti," Zohri berjanji.
Sekertaris Umum PB Pasi, Tigor Tanjung, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya akan fokus terhadap perkembangan Zohri sebagai sprinter, sambil melihat minat Zohri ada di bidang apa untuk kemudian mengarahkan Zohri nanti lanjut di perguruan tinggi mana.
"Ya untuk saat ini kita lihat dulu minatnya di mana ya, apalagi dia masih kelas tiga SMA, tapi pasti kita arahkan dia ke sekolah yang baik seperti atlet-atlet yang ada sekarang," kata Tigor kepada Liputan6.com.
Yang jelas, terangnya, PB Pasi tidak akan mengesampingkan pendidikan formal atlet-atletnya. "Tapi bagaimanapun kan Tuhan yang menentukan," imbuhnya lalu tertawa.
Liputan6.com mencatat, ada sejumlah atlet yang memilih fokus berkarir di dunia olahraga tanpa dibarengi dengan pendidikan.
Sebut saja Leni Haeni, mantan atlet dayung yang pernah menyumbangkan 3 medali emas dalam SEA Games 1997 itu kini dikabarkan menjadi buruh cuci karena tak memiliki ijazah, lantaran saat menjadi atlet ia mengorbankan pendidikan formalnya.
Atlet lainnya adalah Ellyas Pical, petinju Indonesia pertama yang menjuarai IBF Kelas Bantam Junior pada 3 Mei 1985, petinju kelahiran Saparua, Maluku Tengah itu dikabarkan sempat menjadi Office Boy di Kementerian Pendidikan dan Olahraga.
Masih ada lagi atlet yang bernasib kurang beruntung di usia senja. Tati Sumirah, Atlet bulu tangkis yang ikut menyumbang di Piala Uber 1975 itu sempat menjadi karyawan apotek karena tak memiliki ijazah SMP.
Tati memang sempat menjadi pelatih bulu tangkis, namun lokasi pelatihan yang jauh membuat Tati terpaksa harus mengendarai motor dari kediamannya ke lokasi pelatihan tersebut, hingga suatu waktu Tati mengalami kecelakaan hingga kakinya patah.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Presiden Joko Widodo menerima juara lari 100 meter U-20 Lalu Muhammad Zohri. Kepada sprinter asal NTB ini Presiden menyampaikan sejumlah pesan diataranya agar Zohri terus berlatih lebih keras
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Zohri dan Janji Keluar dari 'Takdir' Atlet Indonesia"
Post a Comment