Sekretaris Jenderal PBB menyerukan untuk dilakukannya investigasi terhadap serangan koalisi Arab Saudi di Yaman pada Kamis (9/8), yang menewaskan anak-anak. Menurut Departemen Kesehatan yang dikuasai Houthi, 50 orang tewas dan 77 luka-luka akibat serangan itu.
Baca juga: Krisis Yaman: Serangan Koalisi Terus Hantam Hudaida yang Dikuasai Houthi
Oleh: Bard Wilkinson, Hakim Almasmari, Sarah El Sirgany, dan Tamara Qiblawi (CNN)
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres telah menyerukan penyelidikan independen terhadap serangan koalisi Arab Saudi di Yaman yang menewaskan puluhan anak-anak.
Serangan udara pada Kamis (9/8), menghantam sebuah bus yang membawa anak-anak dari kamp musim panas di daerah pasar yang sibuk di distrik Majz utara, kata juru bicara PBB Farhan Haq dalam sebuah pernyataan.
Mengecam serangan itu, Guterres menyerukan “penyelidikan independen dan cepat” terhadap insiden itu, kata Haq.
Dalam pernyataannya, Guterres menambahkan bahwa semua pihak harus “menghormati kewajiban mereka di bawah hukum humaniter internasional, khususnya aturan dasar perbedaan, proporsionalitas, dan tindakan pencegahan dalam serangan.”
Menurut Departemen Kesehatan yang dikuasai Houthi, 50 orang tewas dan 77 luka-luka dalam serangan itu. Komite Internasional Palang Merah mengatakan bahwa sebuah rumah sakit yang didukungnya di provinsi Saada utara, telah menerima 29 mayat “terutama anak-anak” yang berusia kurang dari 15 tahun, dan 40 lainnya luka-luka, termasuk 30 anak-anak.
Media Houthi menyiarkan rekaman grafis yang muncul untuk memperlihatkan tubuh anak-anak. CNN belum secara independen memverifikasi gambar-gambar ini.
Sebuah video dari media yang dikelola Houthi Al-Masirah TV, menunjukkan beberapa anak laki-laki yang tampaknya kehilangan anggota tubuh mereka. Dua atau lebih anak-anak yang cedera terlihat berbagi satu tempat tidur rumah sakit, dan satu anak—berlumuran darah—berteriak ketika ia dirawat di sebuah pusat kesehatan.
Dalam video lain, yang tampaknya menunjukkan situasi setelah serangan, beberapa tubuh anak-anak terbaring di bawah bus yang meledak. Beberapa anak laki-laki terlihat sadar kembali, wajah mereka berlumuran darah dan anggota badannya hangus.
Seorang anak laki-laki, wajahnya hitam oleh debu, terlihat berusaha mengangkat kakinya, tampaknya tidak bisa bergerak. “Kaki saya tidak bisa terangkat,” katanya.
Serangan itu terjadi seminggu setelah serangan udara yang dipimpin Saudi menyerang pasar ikan yang sibuk dan gerbang masuk menuju rumah sakit terbesar di negara itu, Al-Thawra, di kota pelabuhan Hudaydah, yang menewaskan 55 warga sipil dan melukai 170 lainnya.
Sejak Maret 2015, Arab Saudi telah memimpin koalisi negara-negara Teluk melawan pemberontak Houthi di Yaman Utara, setelah pemberontak yang didukung Iran tersebut mengusir pemerintah yang didukung AS dan pro-Saudi.
Perang di Yaman sekarang adalah krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan lebih dari 22 juta orang—tiga perempat dari populasi—sangat membutuhkan bantuan dan perlindungan, PBB mengatakan.
Setelah serangan pada Kamis (9/8), Guterres menyerukan kembali penyelesaian politik yang dinegosiasikan, menjelang perundingan yang dijadwalkan di Jenewa pada bulan September.
Lise Grande, Koordinator Kemanusiaan PBB di Yaman, mendesak semua pihak untuk datang ke meja perundingan.
“PBB menawarkan jalan ke depan melalui dialog tentang perdamaian. Kami berharap bahwa semua pihak yang berperang mencapai meja perdamaian dan mulai bernegosiasi untuk mengakhiri perang yang mengerikan ini,” katanya.
Saudi membantah menargetkan anak-anak
Arab Saudi menyangkal penargetan warga sipil dan menolak laporan PBB tahun lalu yang memasukkan negara itu ke dalam daftar hitam, atas kematian dan cedera anak-anak dalam perang Yaman.
Sebelumnya pada Kamis (9/8), koalisi yang dipimpin Saudi membela serangan udara itu sebagai “operasi militer yang sah,” dan pembalasan terhadap rudal balistik Houthi yang menargetkan provinsi Jizan di kerajaan itu pada Rabu (8/8) malam, menurut kantor berita resmi negara itu. Satu orang tewas dalam serangan itu, media Saudi melaporkan.
Kolonel Turki al-Malki—seorang juru bicara koalisi yang dipimpin Saudi—mengatakan bahwa serangan udara yang menghantam bus itu ditujukan pada “target yang sah.”
“Tidak, bukan anak-anak (yang berada) dalam bus,” katanya. “Kami memiliki ukuran standar tinggi untuk penargetan.”
Malki mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas penembakan rudal balistik dan menargetkan warga sipil, akan “mendapatkan apa yang layak mereka dapatkan.”
Amerika Serikat menyerukan agar koalisi yang dipimpin Saudi meluncurkan penyelidikan atas serangan pada Kamis (9/8).
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert, mengatakan bahwa Washington tidak memiliki “rincian lengkap tentang apa yang terjadi di lapangan,” tetapi mengatakan “kami khawatir tentang laporan-laporan ini.”
“Kami menyerukan koalisi yang dipimpin Saudi untuk melakukan penyelidikan,” kata Nauert.
Pentagon—yang memberikan dukungan untuk perang yang dipimpin Saudi—menyerukan kepada para sekutu AS untuk mengurangi “korban non-kombatan.”
Baca juga: Perang Yaman: Kapal Perang Koalisi Saudi Ditenggelamkan, 250 Pejuang Houthi Terbunuh
“Dukungan non-kombat kami berfokus pada peningkatan proses dan prosedur koalisi, terutama mengenai kepatuhan terhadap hukum konflik bersenjata dan praktik terbaik untuk mengurangi risiko korban sipil,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Lebih dari 10 ribu penduduk sipil telah meninggal dan 40 ribu orang terluka dalam perang tersebut, yang telah menyebabkan 15 juta warga Yaman tak memiliki akses mendapatkan air bersih.
Negara ini juga bisa menghadapi wabah kolera besar ketiga, terutama di sekitar Hudaydah, seperti yang diperingatkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Wartawan CNN Waffa Munayyer berkontribusi untuk laporan ini.
Keterangan foto utama: Seorang pria Yaman duduk di reruntuhan, seiring orang-orang mencari para korban selamat di rumah-rumah yang dihancurkan oleh serangan udara yang dipimpin Saudi, di daerah perumahan di ibu kota Yaman, Sanaa, pada tanggal 1 Mei 2015. (Foto: AFP/Mohammed Huwais)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sekjen PBB Serukan Investigasi Serangan Koalisi Saudi di Yaman"
Post a Comment