Pimpinan Rapat Banggar DPR Said Abdullah mengatakan asumsi yang berubah adalah nilai tukar, lifting minyak, dan gini rasio.
"Semua anggota intinya tidak setuju dengan Rp 14.400, jadi nilainya di Rp 14.500," kata Said di ruang rapat Banggar, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
"Dengan pergerakan volatilitas di dunia, kita sepakat punya pandangan, pertama kurs yang terjadi hari hai ini itu mencerminkan rupiah undervalue sehingga ada penguatan, namun melihat kondisi global bahwa pelemahan ini akan berlanjut ke tahun depan kami sepakat tekanan tetap ada tapi tidak seberat tahun ini," kata Suahasil.
"Kami sepakat dengan range BI Rp 14.300-Rp 14.700, lebih spesifik lagi Rp 14.500-Rp 14.600 kalau kita mau menghitung RAPBN," tambah dia.
Kesepakatan perubahan asumsi dasar ekonomi makro ini hanya di tingkat panja asumsi yang nantinya akan menjadi bahan diskusi di rapat kerja (raker) antara anggota Banggar dengan Menteri Keuangan, Gubernur BI, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas.
Berikut asumsi dasar yang disepakati tim Panja Asumsi 2019:
- Pertumbuhan ekonomi 5,3%
- Inflasi 3,5%
- Nilai tukar Rp 14.500 per US$
- Suku bunga SPN 5,3%
- Harga minyak dunia US$ 70 per barel
- Lifting minyak 775 ribu barel per hari
- Lifting gas 1,25 juta barel setara minyak.
Sedangkan asumsi dasar target pembangunan ekonomi, yaitu:
- Pengangguran 4,8-5,2%
- Kemiskinan 8,5-9,5%
- Rasio gini 0,380-0,385
- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,98
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Asumsi Rupiah Naik Jadi Rp 14.500 di 2019"
Post a Comment