
Mereka membawa dua spanduk berukuran besar berisi penolakan deklarasi 2019 ganti presiden serta belasan poster dengan nada serupa. Mereka juga meminta pihak Polda tidak memberikan izin deklarasi 2019 ganti presiden, yang rencananya digelar pada Jumat (7/9).
"Kami melihat aksi deklarasi hashtag ganti presiden yang dilaksanakan di beberapa daerah terbukti telah menciptakan suasana curiga, perpecahan, dan konflik di tengah masyarakat serta berdampak mengganggu kamtibmas. Maka kami meminta agar deklarasi di Simpang Lima nanti tidak diberi izin oleh Polda Gorontalo," jelas Nurdin Lasimpala, koordinator aksi, saat ditemui di lokasi demo, Senin (3/9/2018).
Tidak hanya melakukan orasi di depan Mapolda, massa aksi juga membakar spanduk dan poster menolak aksi deklarasi 2019 ganti presiden yang terdapat gambar Ahmad Dhani dan Neno Warisman.
"Kami mengutuk aksi-aksi provokatif kelompok atau perorangan yang berupaya memecah-belah persatuan bangsa demi kepentingan sesaat. Deklarasi hanya akan menimbulkan konflik di tengah masyarakat Gorontalo," tegas Nurdin.
Sementara itu, pihak Polda Gorontalo mengaku telah menerima surat akan adanya deklarasi 2019 ganti presiden di Gorontalo.
"Memang secara informasi sudah ada pemberitahuan yang masuk. Tapi itu akan kami pelajari, apakah itu diberi izin atau tidak, semua tergantung pada pimpinan," ucap AKBP Rahmat, Kasubdit I Intelkam Polda Gorontalo, di hadapan massa aksi.
(rvk/asp)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bakar Spanduk, Mahasiswa di Gorontalo Tolak '2019 Ganti Presiden'"
Post a Comment