TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut Israel salah, tidak profesional dan pengecut karena telah menyebabkan pesawat Rusia Il-20 ditembak Jatuh di Suriah.
"Tragedi itu terjadi pada 17 September menyusul tindakan yang salah, tidak profesional dan pengecut dari salah satu mitra kami, meskipun upaya Rusia untuk mengembangkan hubungan dengan Israel, termasuk ketika menyangkut masalah yang penting bagi mereka," kata jubir kemenlu Rusia, Maria Zakharova, seperti dilansir dari Sputniknews, 28 September 2018.
Baca: Rusia Buktikan Jet Israel Kabur Gunakan Il-20 Sebagai Perisai
Pada saat yang sama, juru bicara itu juga menunjuk pada perubahan positif yang terjadi di Suriah, seperti kekalahan mayoritas kelompok teroris yang beroperasi di negara Timur Tengah.
Data radar dari sistem pertahanan udara S-400 Rusia yang menunjukkan posisi 4 jet Israel F-16 (kuning), rudal pertahanan udara Suriah (merah), dan pesawat Il-20 Rusia (hijau) saat detik-detik penembakan pesawat Il-20 Rusia pada 17 September 2018. [Kementerian Pertahanan Rusia via Russia Today]
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan awal pekan ini bahwa dia telah setuju dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa delegasi militer kedua negara akan segera bertemu untuk membahas koordinasi di Suriah.
Pesawat Rusia Il-20 jatuh pada 17 September di Laut Mediterania oleh rudal yang diluncurkan oleh sistem pertahanan udara S-200 produksi Rusia yang dioperasikan militer Suriah yang menargetkan pesawat Israel.
Baca: Israel Tunjukkan Bukti ke Rusia, Suriah Penembak Jet Il-20
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan jet F-16 Israel yang terbang di sekitarnya menggunakan pesawat Rusia Il-20 sebagai perisai terhadap pertahanan udara Suriah. Insiden itu merenggut nyawa 15 tentara Rusia.
Israel membantah tuduhan pesawatnya menggunakan pesawat Rusia sebagai perisai dan menyatakan bahwa Rusia telah diperingatkan tentang serangan udara pada waktu yang tepat.
Sistem pertahanan jarak jauh S-200 atau SA-5 Gammon diperkenalkan Uni Soviet, pada 1967. Rudal S-200 yang panjangnya 10,8 m ini dapat menghancurkan target sejauh 177-300 km, tergantung variannya, dengan ketinggian maksimum 35 km. wikimedia.org
Militer Israel mengatakan, seperti dikutip dari Times of Israel, pesawat pengintai Rusia ditembak jatuh sebagai akibat tembakan anti-pesawat Suriah yang tidak pandang bulu.
Militer Israel yang telah melakukan banyak serangan udara di Suriah karena berusaha mencegah Iran membangun kehadiran militer di sana, dan untuk mencegah pengalihan persenjataan canggih kepada kelompok teroris Hizbullah, telah memaksa pesawat-pesawatnya meninggalkan daerah itu sebelum Suriah menembakkan rudalnya dan mengklaim tidak bersembunyi di balik pesawat apa pun.
Baca: Rusia Kirim Rudal Pertahanan S-300 ke Suriah
Israeli Defense Force mengatakan Rusia diperingatkan 12 menit sebelum serangan dan memberikan informasi akurat tentang daerah yang akan ditargetkan.
Juru bicara kementerian pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, memaparkan rincian data radar selama insiden penambakan pesawat Il-20. [Kementerian Pertahan Rusia via Sputniknews]
Namun Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayjen Igor Konashenkov, dikutip dari Jerusalem Post, mengatakan bahwa data dari sistem radar S-400 Rusia menunjukkan bahwa setidaknya satu jet Israel terbang di ketinggian 10.000 meter dan bahwa sistem radar mencatat penerbangan rudal Suriah S-200 yang menargetkan jet IAF F-16 tetapi kemudian mengubah arahnya untuk menargetkan pesawat Rusia Il-20.
Baca: Rusia Pasok S-300 ke Suriah, Seberapa Canggih Rudal S-300?
Konashenkov membantah klaim Israel bahwa semua jet telah meninggalkan wilayah udara Suriah sebelum insiden, dan hasil penyelidikan menunjukkan satu jet Israel tetap di daerah itu setelah pesawat Rusia Il-20 hancur dihantam rudal produksinya sendiri.
https://dunia.tempo.co/read/1130940/jatuhnya-pesawat-rusia-il-20-kemenlu-rusia-sebut-israel-pengecutBagikan Berita Ini
0 Response to "Jatuhnya Pesawat Rusia Il-20, Kemenlu Rusia Sebut Israel Pengecut"
Post a Comment