Melantai di Bursa, HK Metals Tawarkan IPO Rp 190-230 Per Saham

Jakarta - Emiten perdagangan jasa, pembangunan dan industri metal, baja dan besi PT HK Metals Utama Tbk akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas maksimal 1,47 miliar saham atau setara 40 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga IPO ditawarkan berkisar Rp 190 hingga Rp 230 per saham.

Direktur Utama PT HK Metals Utama Tbk Ngasidjo Achmad menjelaskan dana IPO akan dialokasikan untuk penyertaan modal entitas anak usaha sebesar Rp 90 miliar, dan sisanya untuk kebutuhan modal kerja perseroan dan anak usaha. "Gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah dan tingginya permintaan pasar, menjadi alasan kami tetap optimistis terhadap prospek usaha," kata Ngasidjo di sela paparan publik IPO perseroan di Jakarta, Kamis (20/9).

Apalagi perseroan dan anak usaha merupakan salah satu grup perusahaan besar di Indonesia yang memperdagangkan coil galvalume sebagai bahan baku baja ringan dan alumunium ekstrusi untuk memenuhi permintaan industri properti, konstruksi, dan retail dalam dan luar negeri.

Beberapa proyek pembangunan yang menggunakan produk baja hasil produksi perseroan antara lain Official Residence Project Kopasus Batu Jajar Bandung, Cluster Project Taman Puspa Harapan lndah, Housing Project Cibitung City Cibubus, Warehouse Beverage Project Minimum Tambun dan Warehouse Project Berlian Alam Pamanukan.

Dalam hajatan IPO ini, perseroan menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin emisi efek.

Masa penawaran awal (bookbuilding) dilakukan pada 19-26 September 2018 dan masa penawaran umum diperkirakan pada 1-3 Oktober 2018 serta pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 9 Oktober 2018.

Ssepanjang 2017, PT HK Metals Utama Tbk mencatat peningkatan pendapatan usaha sebesar 26,8 persen menjadi Rp 497,504 miliar dibandingan tahun 2016 sebesar Rp 392,309 miliar.

Komposisi pemegang saham PT HK Metals Utama Tbk adalah PT HYAMN Sukses Abadi sebesar 95,45 persen, Ngasidjo Achmad sebesar 4,54 persen dan Andriani sebesar 0,01 persen.

Sumber: BeritaSatu.com

Let's block ads! (Why?)