LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Lima pekerja bersantai di depan warung makan, Jaring Pukat, di Kompleks Pelabuhan, Kota Lhokseumawe, Senin (15/9/2018). Mereka mengenakan seragam dengan campuran warna kuning. Seorang pelayan langsung mempersilakan kami memilih ikan segar yang telah disiapkan.
Nama-nama ikan dengan harga per ons tertulis di depan wadah itu. Terlihat mulai ikan kerapu, kakap, nila, gurami dan lain sebagainya. Harga ikan itu beragam misalnya ikan kerapu dibandrol Rp 12.000 per ons. Berat yang tersedia mulai 500 gram hingga satu kilogram.
Sebagian kaum ibu memilih duduk di tempat lesehan. Sebagian pengunjung duduk di meja yang menghadap ke bibir pantai. Sesekali deburan ombak terdengar di sana. Jarak kafe itu dengan pantai sekitar 50 meter.
Ya, mengusung nama Jaring Pukat, menandakan kafe itu mengkhususkan diri dengan menu makanan laut.
“Kami buka sekitar setahun lalu. Sampai sekarang pengunjungnya lumayan,” sebut Mira, pemilik kafe itu.
Berada di pinggir pantai dengan pusat kota hanya sekitar tiga kilometer membuat Mira yakin kafe itu akan digemari.
“Ikan mudah kami dapat. Tak jauh dari sini ada tempat pendaratan ikan, jadi kami pastikan ikannya masih sangat segar. Jika mau ikan masih hidup juga kita siapkan di akuarium,” terangnya.
Untuk hidangan lain, Mira menyiapkan ikan itu dimasak dengan sambal cabai hijau, dibakar, hingga sambal asam manis tersedia pula kerang di kafe itu.
Mira menyebutkan, memang dibutuhkan waktu bagi koki untuk memasak pesanan pengunjung. Meski begitu, dia memastikan tidak terlalu lama pengunjung harus menunggu.
“Kami menyiapkan beberapa chef, agar tak terlalu lama menunggu makanan. Sembari itu bisa pula sambil mengobrol dan menikmati minuman segar, aneka jus dan minuman lainnya,” katanya.
Buka sejak pukul 09.00 WIB, Mira baru menutup kafe itu pukul 22.00 WIB. Dengan konsep memilih sendiri ikan, pengunjung tak perlu khawatir menu yang disajikan dimasak ketika siang hari.
“Biasanya kan orang khawatir makan malam, takut menunya dimasak siang hari. Kami kan masak langsung di sini, malam, siang, ya sama saja, tetap panas makanannya, kan baru siap dimasak,” terangnya tersenyum.
Kami memilih sajian ikan kerapu bakar dengan sambal kecap pedas. Rasa gurih dan pedas terasa di lidah. Cabai rawit dan tomat yang digiling halus terasa lumer di Y lidah.
Sejurus kemudian musik pop mengalun pelan. Udara mendung ditimpali desir angin serta debur ombak membuat suasana makan semakin menyenangkan. Sejuk, gurih dan nikmat.
Nah, jika berkunjung ke kota itu, tampaknya Jaring Pukat menjadi salah satu kafe yang perlu dicoba kelezatannya. Selamat menikmati.
https://travel.kompas.com/read/2018/09/17/141000227/menikmati-ikan-segar-sembari-mendengar-deburan-ombak-di-lhokseumawe
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menikmati Ikan Segar sembari Mendengar Deburan Ombak di ..."
Post a Comment