Sebuah media Israel mengatakan 20.000 warga Palestina berkumpul di perbatasan, melemparkan granat tangan, batu, membakar ban dan mengirim balon terbakar ke wilayah Israel; pasukan membalas dengan gas air mata dan tembakan senjata.
Oleh: The Times of Israel
Tujuh warga Palestina, termasuk dua anak lelaki, dilaporkan tewas hari Jumat (28/9) ketika puluhan ribu warga Palestina melakukan protes di sepanjang pagar perbatasan Gaza, melemparkan granat tangan, batu dan membakar ban dalam bentrokan dengan pasukan IDF Israel, yang menanggapi dengan gas air mata, tembakan api dan serangan udara.
Protes itu adalah salah satu yang terbesar dan paling keras dalam beberapa pekan terakhir dan terjadi setelah adanya jeda pembicaraan tidak langsung dengan Israel mengenai gencatan senjata dan peringatan bahwa kelompok pejuang Hamas, yang memerintah Gaza, sedang bersiap-siap untuk konflik lain.
Tujuh orang tewas, termasuk bocah 12 tahun dan 14 tahun, dan setidaknya 210 warga Palestina terluka, termasuk bocah lelaki berusia 11 tahun, yang dalam kondisi serius, menurut pihak pelayanan kesehatan Gaza yang dijalankan Hamas. Dikatakan 90 orang yang terluka terkena tembakan api.
Kementerian mengidentifikasi tiga orang yang tewas sebagai Nasser Mosabih, (12), Mohammed al-Houm (14), dan Iyad Al-Shaar (18), dan mengatakan mereka ditembak. Empat lainnya berusia dua puluhan.
IDF mengatakan sekitar 20.000 warga Palestina mengambil bagian dalam protes kekerasan, menyebar di antara beberapa lokasi di sepanjang pagar keamanan Gaza.
Dalam beberapa kejadian mereka melemparkan granat tangan dan alat peledak ke arah tentara. Dalam dua kasus, pesawat IAF melakukan serangan terhadap pelempar granat, kata tentara, mencatat tidak ada cedera pada pasukan IDF.
Salah satu serangan terjadi di pos Hamas, kata tentara.
Pasukan IDF juga menanggapi dengan gas air mata dan sarana pemusnahan kerusuhan yang tidak mematikan lainnya serta tembakan langsung “sesuai dengan aturan keterlibatan,” kata tentara.
Juga, warga Palestina meluncurkan beberapa balon api ke Israel, menyebabkan sedikitnya 16 kebakaran dekat kota-kota Israel di dekat Jalur Gaza, kata juru bicara Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Israel. Petugas pemadam kebakaran bekerja untuk memadamkan mereka.

Seorang anak Palestina dilaporkan terluka selama bentrokan di sepanjang perbatasan antara Israel dan Gaza, menerima perawatan di sebuah rumah sakit di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 28 September 2018. (Foto: AFP/Said Khatib)
Kerusuhan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, mulai dari peristiwa mingguan hingga protes yang pecah hampir setiap malam sejak Hamas menghentikan pembicaraan tidak langsung dengan Israel yang ditujukan untuk mencapai gencatan senjata. Krisis kemanusiaan di Gaza juga memburuk dan pembicaraan rekonsiliasi dengan Otoritas Palestina (PA) telah gagal.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dan secara aktif menyerukan penghancuran Israel, telah meningkatkan laju kerusuhan dan demonstrasi terhadap Israel, dan menciptakan unit-unit baru yang ditugasi mempertahankan ketegangan di sepanjang pagar perbatasan termasuk di malam hari dan dini hari.
Times of Israel melaporkan pada hari Kamis (17/9) bahwa hampir setiap malam, ribuan warga Gaza berkumpul untuk demonstrasi kekerasan di persimpangan Erez dan di tempat lain, sebagai bagian dari upaya Hamas untuk memberi sinyal kepada Israel bahwa mereka menginginkan solusi ekonomi ke Jalur Gaza.
Upaya Mesir untuk mendamaikan Hamas dan Fatah belum membuahkan hasil pada tahap ini, dan kemungkinan gencatan senjata jangka panjang dengan Israel tampaknya telah keluar dari agenda, menurut analisis oleh Avi Issacaharoff dari Times of Israel. Situasi ekonomi sekali lagi telah mencapai titik terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya, memicu kemarahan di antara warga Gaza yang diarahkan terhadap Israel, PA, Hamas dan bahkan Mesir.
Pada hari Jumat, harian Haaretz mengutip sumber-sumber keamanan Israel yang mengatakan bahwa Hamas sedang mempersiapkan perang, memperkuat pasukannya secara signifikan selama beberapa minggu terakhir.
Penilaian itu tidak baru, sumber IDF mengatakan kepada harian Haaretz Jumat, telah memperingatkan berulang kali bahwa situasinya cenderung meningkat daripada untuk tenang. Namun, baru-baru ini tentara mencatat bahwa kelompok teror tampaknya secara aktif mempersiapkan diri untuk konflik terbatas dengan Israel. Hanya masalah ketika Hamas akan memutuskan untuk berperang, kata surat kabar itu.
Para pejabat Israel percaya ada dua penyebab utama yang mendorong Hamas menuju eskalasi militer, kata laporan surat kabar itu—pembicaraan rekonsiliasi gagal dengan partai Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang mengontrol Tepi Barat dan telah mempertahankan kecaman terhadap keuangan Gaza dalam upaya untuk menekan Hamas agar menyerahkan kendali atas wilayah itu.
Krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di daerah kantong di bawah blokade Israel-Mesir, menjadi lebih buruk dalam beberapa bulan terakhir dengan Amerika Serikat (AS) yang memangkas bantuannya kepada PA dan pendanaannya untuk UNRWA, badan PBB yang bertanggung jawab atas kesejahteraan Pengungsi Palestina, yang mendanai sekolah dan proyek-proyek bantuan besar di Jalur Gaza.
Meningkatnya kekerasan di Gaza dimulai pada bulan Maret, dengan serangkaian protes di sepanjang perbatasan yang dijuluki “Great March of Return.” Bentrokan itu diberitakan termasuk serangan reguler dan serangan bom Molotov terhadap pasukan, serta pemberitaan mengenai penembakan dan serangan IED yang ditujukan untuk tentara IDF dan upaya untuk menembus pagar perbatasan.
Demonstran Gaza juga telah meluncurkan layang-layang dan balon pembakar ke Israel, memicu kebakaran yang telah menghancurkan hutan, membakar tanaman dan membunuh ternak. Lebih dari 7.000 akre tanah telah terbakar, menyebabkan jutaan syikal rusak, menurut pejabat Israel. Beberapa balon telah membawa alat peledak rakitan.
Penembakan oleh tentara Israel telah menewaskan sedikitnya 140 warga Palestina selama protes sejak akhir Maret, menurut angka AP. Hamas, yang berusaha menghancurkan Israel, diberitakan telah mengakui bahwa puluhan korban jiwa adalah anggotanya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Protes Gaza: 7 Warga Palestina Temasuk Anak-Anak Dibunuh Tentara Israel"
Post a Comment