Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berupaya mempercepat proses pemulihan paska gempa bumi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satu proyek besar adalah membangun kembali rumah masyarakat yang rusak.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga saat ini tercatat 167.961 rumah warga rusak berat. Dari jumlah tersebut, 32 ribu di antaranya sudah diverifikasi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono mengatakan, pembangunan rumah akan dilakukan sendiri oleh warga bersama tim gabungan yang sudah disiapkan oleh Kementerian PUPR.
"Untuk pembangunan perumahan ini konsepnya swakelola dengan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak)," kata dia dalam rapat penanganan gempa bumi NTB, di DPR RI, Jakarta, Senin (10/9/2018).
Dengan demikian, masyarakat akan terlibat aktif dalam pembangunan rumahnya sendiri, sehingga pembangunan rumah diyakini lebih cepat daripada dikerjakan kontraktor. "Jadi, tidak ada kontraktor untuk pembangunan rumah itu," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, mengatakan tercatat 542 korban meninggal dunia akibat gempa bumi.
"Dari jumlah tersebut, korban meninggal terbesar berada di Lombok Utara yakni sekitar 82,8 persen," kata Willem.
Sementara untuk korban luka-luka tercatat 1.584 jiwa mengalami luka-luka. Angka korban luka-luka terbesar berada di Lombok Utara yakni sekitar 52 persen.
"Selain itu sebanyak 214 infrastruktur terdampak (gempa bumi). Persentase kerusakan 8 persen jembatan, paling besar 44 persen adalah spam ipal irigasi. Total kerusakan pendidikan 1.194. Masjid yang mengalami kerusakan, sebanyak 630," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3640750/tanpa-kontraktor-kementerian-pupr-kebut-bangun-rumah-di-lombokBagikan Berita Ini
0 Response to "Tanpa Kontraktor, Kementerian PUPR Kebut Bangun Rumah di Lombok"
Post a Comment