
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Prabowo Subianto menulis buku berjudul Pandangan Strategis Prabowo Subianto: Paradoks Indonesia. Buku itu dibedah dalam acara Ngobrol Bersama 300 Jenderal & Para Intelektual di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu siang, 22 September 2018.
Ketua Umum Partai Gerindra itu datang sekitar pukul 13.00 disambut para jenderal purnawirawan. Ia mengenakan setelan kemeja batik cokelat tua tanpa peci. "Saya merasa sedang reuni. Banyak rekan senior saya," kata Prabowo dalam acara tersebut. Dalam acara itu tampak hadir Jenderal (Purn) TNI AD Widjojo Soejono, Jenderal (Purn) TNI AD Djoko Santoso. Hadir pula Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.
Baca:Jubir: Prabowo - Sandiaga Akan Tuntaskan Masalah HAM
Berpidato, mantan Komandan Jenderal Kopassus itu mengenang pernah digembleng di kawah candradimuka yang sama dengan para jenderal yang hadir. Ia bercerita telah terbiasa didoktrin dengan nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Ia juga mengaku dibesarkan dengan cerita-cerita peristiwa 10 November, kisah-kisah terorisme, dan gambaran tokoh seperti I Gusti Ngurah Rai.
Prabowo Subianto mengatakan kisah yang panjang tentang sejarah bangsa Indonesia dan polemiknya itu membangun karakter yang kuat untuk membuatnya merasa perlu memperjuangkan rakyat. "Ada semacam kontrak di hati kita. Saat umur remaja, kita sudah punya tekad kuat. Biar saya mati untuk negara, yang penting rakyat sejahtera," katanya.
Baca:Berharap Masih Akrab dengan Prabowo, Ini Pidato Lengkap Jokowi
Dalam bukunya, Prabowo menulis soal ekonomi yang tidak berpihak pada rakyat. Ia mengkritik kebijakan pasar yang tidak sesuai dengan undang-undang. Bahkan, ia menilai kebijakan ekonomi saat ini melenceng dari Pasal 33 Undang-undang 1945 tentang Pekonomian Nasional dan Kemerdekaan Sosial.
Prabowo menyayangkan banyak aset negara yang tidak dikelola sendiri atau diswastakan, seperti bandara dan pelabuhan. Hal ini, menurut dia, membuat ekonomi loyo. Kelesuan ekonomi ini dibuktikan dengan melemahnya rupiah. "5 tahun lalu 1 dolar = 9.000, sekarang Rp15 ribu. Hilang kekayaan kita 30 persen," ujarnya.
Simak: Lagu #2019GantiPresiden Diputar di Posko ...
Secara tidak langsung, kata Prabowo Subianto, ekonomi lesu ini mengakibatkan kekuatan nasional rapuh. "Menteri Pertahanan bilang, kalau kita perang, cuma bertahan tiga hari."
https://nasional.tempo.co/read/1129012/tulis-buku-prabowo-subianto-mengkritik-kebijakan-ekonomiBagikan Berita Ini
0 Response to "Tulis Buku, Prabowo Subianto Mengkritik Kebijakan Ekonomi"
Post a Comment