Search

Banjir Pasokan di Pasar,Harga Minyak Terendah Dalam 2,5 Bulan

Pada perdagangan hari ini Kamis (1/11/2018) pukul 10.39 WIB, harga minyak jenis brent kontrak acuan turun 0,44% ke level US$ 74,71/barel. Di waktu yang sama, harga minyak jenis light sweet kontrak Desember 2018 terkoreksi 0,35% ke level US$ 65,08/barel.

Harga minyak kompak jatuh semakin dalam setelah kemarin terkoreksi cukup signifikan. Pada penutupan perdagangan hari Rabu (31/10/2018), harga brent yang menjadi acuan di Eropa terkoreksi 0,58%, sementara harga light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) anjlok 1,31%.

Dengan pelemahan hari ini, kedua harga minyak acuan dunia itu lantas sudah melemah 3 hari berturut-turut, dan masih betah di titik terlemahnya dalam 2,5 bulan terakhir (atau sejak pertengahan Agustus 2018.


Sentimen negatif yang membayangi pergerakan harga sang emas hitam hari ini masih datang dari pasokan minyak yang siap membanjiri pasar. Sementara, permintaan juga diperkirakan lesu menyusul munculnya sinyal perlambatan ekonomi akibat perang dagang.

BACA: Harga Minyak Memang Pulih, Tapi Awan Hitam Masih Membayangi

Kini AS, Rusia, dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Indonesia (OPEC) kompak memberikan sinyal bahwa mereka siap membanjiri pasokan pasar minyak dunia.

Dari Negeri Paman Sam, cadangan minyak mentah naik 3,2 juta barel pada pekan lalu, naik untuk 6 pekan berturut-turut, mengutip data dari US Energy Information Administration (EIA). Sementara, cadangan di Cushing (Oklahoma), yang merupakan pusat pengiriman minyak AS, juga meningkat 1,9 juta barel.

Tidak hanya itu, produksi minyak mentah mingguan AS juga kembali melonjak 300.000 barel/hari ke level 11,2 juta barel/hari. Capaian itu merupakan rekor tertingi di sepanjang sejarah, yang sebelumnya sempat dicapai pada awal Oktober lalu.

Dari OPEC, survei Reuters menemukan bahwa 15 negara anggota OPEC memproduksi 33,31 juta barel/hari minyak mentah pada bulan Oktober. Capaian itu naik 390.000 barel/hari dari bulan sebelumnya, sekaligus merupakan level tertinggi sejak Desember 2016.

Dari Negeri Beruang Merah, Menteri Energi Rusia Alexander Novak menyatakan pada akhir pekan lalu bahwa tidak ada alasan bagi Moscow untuk memangkas level produksi minyak. Pasalnya, ada risiko bahwa pasar minyak global dapat mengalami defisit.

"Untuk saat ini, tidak ada landasan untuk itu (memangkas produksi). Sebaliknya malah, seperti anda lihat, sekarang ada risiko defisit minyak," ucap Novak.

Sebagai informasi, tingkat produksi minyak top 3 negara produsen (Rusia, AS, Arab Saudi) kini secara total mencapai 33 juta barel/hari pada September, mengutip data Refinitiv Eikon. Level itu merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah. Ketiga negara produsen itu kini memenuhi 1/3 dari permintaah minyak global.

Persepsi membanjirnya pasokan itu bahkan membuat Presiden AS Donald Trump percaya diri bahwa pasokan minyak dan produknya akan tercukupi dari negara-negara selain Iran, hingga sanksi pemangkasan pembelian dari Negeri Persia tidak akan berpengaruh pada pasar.

Itu baru dari sisi pasokan. Dari sisi permintaan juga diekspektasikan lesu akibat perlambatan ekonomi dunia. Indikasi teranyar datang dari angka Purchasing Managers Index (PMI) China yang tercatat 50,2 pada Oktober, turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 50,8. Angka di atas 50 menandakan pelaku usaha masih optimistis, tetapi optimisme itu memudar.

Sepertinya China sudah mulai merasakan dampak signifikan dari perang dagang dengan AS. Maklum, AS adalah pasar ekspor utama China. Tahun lalu, nilai ekspor China ke AS tercatat US$ 431,7 miliar atau 19% dari total ekspor mereka.

Saat pasokan membanjir, namun permintaan justru diekspektasikan loyo, jelas hal itu menjadi tamparan keras bagi harga minyak. Koreksi dalam harga komoditas energi utama dunia ini pun tak terhindarkan.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)  
(RHG/gus)

Let's block ads! (Why?)

https://www.cnbcindonesia.com/market/20181101105427-17-40072/banjir-pasokan-di-pasarharga-minyak-terendah-dalam-25-bulan

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Banjir Pasokan di Pasar,Harga Minyak Terendah Dalam 2,5 Bulan"

Post a Comment

Powered by Blogger.