Search

Konsumsi Ikan Beku, Tubuh Tak Dapat Gizi Sama Sekali?

Liputan6.com, Jakarta Demi menyajikan masakan terbaik untuk keluarga, Nia, warga Depok, Jawa Barat, memilih ikan segar (fresh fish) dibanding ikan beku (frozen fish). Menurut dia, ikan segar lebih lezat bila dimasak. Ia tidak memilih ikan beku karena ragu terhadap kualitas ikan beku.

"Kalau ikan beku, kita enggak tahu udah disimpan berapa lama. Ikan sama ayam enggak segar itu enggak enak nanti dimasaknya. Intinya, rasanya beda kalau bahan makanan udah enggak segar," tutur Nia kepada Health Liputan6.com melalui pesan chat kemarin, Minggu, 14 Oktober 2018.

Jika membeli ikan di supermarket, Nia membeli ikan yang masih hidup, bukan yang sudah mati dan dibekukan. Pun begitu dengan Fadjriah yang memilih ikan segar. Ikan beku yang dimasak, bumbunya tidak menyerap dengan baik. Rasanya jadi kurang lezat. Lantas, apakah ikan beku kalah berkualitas dengan ikan segar?

Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni mengatakan, pada prinsipnya ikan beku lebih aman dikonsumsi. Hal ini dipengaruhi efek es batu yang digunakan menyimpan ikan.

“Ketika ikan habis ditangkap harus segera diturunkan suhunya. Ini menggunakan es batu, sehingga kandungan asam lemak dan protein terjaga. Kondisi ikan tetap fresh (segar). Kalau ikan dibiarkan saja (tanpa didinginkan), oksidasi lemak terjadi,” kata Hasanuddin usai acara diskusi publik di Kementerian Kesehatan, Jakarta pada 11 Oktober 2018.

Proses oksidasi lemak akan merusak protein pada ikan. Nilai gizi pada ikan turun, sehingga masyarakat yang mengonsumsi tidak mendapatkan gizi penuh. Jika ikan tidak didinginkan atau dibekukan, maka potensi bakteri (mikroba) bertambah. Laporan jurnal berjudul Microbiological Evaluation of Some Heat Treated Fish Products in Egyptian Markets yang dipublikasikan pada laman Ecronicon, Desember 2017 menulis, ikan mengalami perubahan yang tidak diinginkan karena kontaminasi mikroba. Pembusukan cepat akibat hasil denaturasi protein—proses perubahan struktur protein—dan oksidasi lipid (oksidasi asam lemak) yang menyebabkan hilangnya kualitas ikan.

Kandungan air pada ikan lebih tinggi. Adanya kandungan air ini berarti kandungan mikroba juga tinggi. Suhu yang panas dan hangat juga dapat meningkatkan bakteri. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mencatat, ikan hasil tangkapan di perairan tropis, yang mana suhu hangat dapat mudah meningkatkan jumlah bakteri jika tidak segera disimpan dalam es batu. Kontaminasi bakteri dalam makanan sering mengakibatkan pembusukan makanan. Bahaya kesehatan yang mengancam jiwa, misal keracunan makanan (muntah-muntah, diare) dapat dialami.

Menilik ikan sebagai pemenuhan protein hewani, jurnalis Liputan6.com mengangkat liputan khusus tentang ikan. Artikel ini merupakan tulisan KETIGA - TERAKHIR dari tiga rangkaian. Tulisan ketiga membahas pilihan antara ikan beku dan ikan segar, yang leibh aman dikonsumsi.

 

Simak video menarik berikut ini:

Tak berapa lama mengapung, ikan ini mengeluarkan gelembung udara dan akhirnya mulai bergerak.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/health/read/3667518/konsumsi-ikan-beku-tubuh-tak-dapat-gizi-sama-sekali

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Konsumsi Ikan Beku, Tubuh Tak Dapat Gizi Sama Sekali?"

Post a Comment

Powered by Blogger.