Jakarta - Sejumlah ilmuwan menemukan mikroplastik pada tinja sehingga kemungkinan partikel plastik berukuran kecil itu ada dalam lambung manusia karena konsumsi makanan atau minuman.
Penulis penelitian Dr Phillip Schwabl dari University of Vienna mengatakan bahwa setiap orang dari delapan grup memiliki mikroplastik dalam tinja mereka, rata-rata sekitar 20 partikel untuk setiap 3,5 ons (99,2 gram) tinja, demikian laporan CBSNews yang ditulis Antara, Kamis (25/10).
Lebih dari 95 persen partikel berasal dari plastik kemasan makanan dan penyimpanan. Plastik-plastik tersebut meliputi polipropilena (PP) dalam tutup botol, polietilena tereftalat (PET) yang digunakan dalam botol minuman, polistirena dalam peralatan dan cangkir plastik, dan polietilena dalam kantong plastik dan wadah penyimpanan.
Schwabl mengatakan bahwa dirinya menemukan data ajaib. Namun, terlalu dini menyimpulkan apakah partikel-partikel plastik itu dapat membahayakan orang. “Kami melihat semakin banyak bukti bahwa mikroplastik berada dalam tubuh orang. Sekarang, kita perlu memikirkan mengenai bagaimana hal itu berdampak pada kesehatan manusia,” ungkap Kenneth Spaeth, kepala pengobatan okupasi dan lingkungan di Northwell Health di Great Neck, New York.
Baca : Pengelolaan Sampah di Pelabuhan Muara Baru Diperketat
Sebelumnya, penelitian terkini menyusul laporan pekan lalu bahwa mikroplastik ditemukan dalam 90 persen garam meja. Sampel garam dari 21 negara di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Afrika dan Asia dianalisis; dari 39 merek garam diuji, 36 mengandung mikroplastik, berdasarkan laporan National Geographic.
Mikroplastik berakhir pada makanan melalui kemasan plastik atau bisa masuk ke rantai makanan dengan dimakan oleh kehidupan laut, kata Schwabl. "Dalam penelitian kami, sebagian besar peserta minum cairan dari botol plastik, tetapi juga konsumsi ikan dan makanan laut adalah hal yang biasa," ujarnya Schwabl.
Sejauh ini belum ada penelitian pada manusia yang menunjukkan bagaimana mikroplastik dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Tetapi, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa partikel mikroplastik mampu memasuki aliran darah, sistem limfatik dan hati.
Baca : Konsumen Ikan Perlu Mewaspadai Sampah Plastik yang Meningkat
Sementara itu, masyarakat Indonesia yang sering mengonsumsi ikan harus semakin waspada dan hati-hati. Pasalnya, ikan yang terkontaminasi sampah plastik di sejumlah perairan Indonesia diduga semakin meningkat. Apalagi, sampah yang masuk ke laut (marine debris) di Indonesia menempati peringkat kedua di dunia.
Akumulasi dari sampah plastik di perairan pesisir dan laut Indonesia mengalami proses pelapukan dan terurai menjadi mikroplastik. Mikroplastik ini dapat terkonsumsi oleh ikan kecil, ikan sedang dan predator yang selanjutnya masuk ke dalam rantai makanan (food chain).
Kekhawatiran tersebut diperkuat dengan penelitian pada tahun 2015 dari Universitas Hassanudin. Sebanyak 76 ikan yang diteliti dari 11 spesies, terbukti 28% ikan tersebut memakan mikroplastik ukuran 0.1–1.6 mm di Tempat Pemasaran Ikan (TPI) Poutere, Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca : Pemkot Denpasar Ajak Warga Kurangi Penggunaan Plastik
Kondisi ini menunjukkan agar konsumen ikan di Indonesia juga perlu hati-hati karena ancaman mikroplastik sudah di depan mata.
Mudah-mudahan fakta dan penelitian ini semakin menguatkan berbagai pihak dalam mengurangi sampah, khususnya plastik, yang dibuang atau bermuara ke laut.
Semoga Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang digelar di Bali pun bisa menemukan solusi dan aksi nyata untuk mengurangi tingkat pencemaran laut secara global, dan khususnya di Indonesia.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mikroplastik Dalam Tinja, Bagaimana Konsumen Ikan di Indonesia?"
Post a Comment