:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2374414/original/043923500_1538644765-Rohingya_Assam.jpg)
Mahecic mengatakan, orang-orang di Rakhine mengungkapkan ketidakmampuan mereka mencari nafkah dan mendapatkan layanan dasar karena ruang gerak mereka dibatasi secara ketat.
Ia mengatakan, perasaan tidak percaya, perasaan takut terhadap komunitas tetangga dan perasaan tidak aman banyak dijumpai di banyak daerah.
"Perasaan takut dan perasaan tidak percaya berdampak pada akses ke pendidikan, kesehatan, dan layanan dasar lain. Perasaan-perasaan itu juga membatasi interaksi antar komunitas, menghambat prospek untuk membangun rasa percaya dan kohesi sosial," jelas Mahecic.
"Komunitas-komunitas yang kami kunjungi sering mengungkapkan tentang kesulitan mendapat layanan kesehatan serta pembatasan populasi Muslim dalam mengakses pendidikan," tambahnya.
UNHCR dan UNDP menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) atau Nota Kesepahaman, dengan Myanmar awal Juni lalu. MOU itu hendak menciptakan kondisi yang kondusif agar pengungsi Rohingya kembali dari Bangladesh secara sukarela, dengan aman, bermartabat dan berkelanjutan dan kembali berbaur dengan masyarakat di negara bagian Rakhine.
Atas dasar penilaian awal itu, Mahecic mengatakan, jelas bahwa tidak ada satu pun dari syarat-syarat itu yang dipenuhi.
https://www.liputan6.com/global/read/3662417/pbb-muslim-rohingya-tak-bisa-akses-layanan-kesehatan-di-rakhineBagikan Berita Ini
0 Response to "PBB: Muslim Rohingya Tak Bisa Akses Layanan Kesehatan di ..."
Post a Comment