Search

16 Film Festival: Relasi Keluarga Korban Konflik SARA

Jakarta: Film dokumenter pendek berjudul Damai Dalam Kardus membuka program 16 Film Festival 2018 di Jakarta akhir pekan ini. Film mengikuti kisah Gunawan, pemuda Poso dengan satu keinginan mendalam: bertemu sang ayah yang beda agama dan terpisah tanpa jejak karena kerusuhan sosial di sana dua dekade silam.

Magdalena Sitorus, komisioner dari Komnas Perempuan, bergabung dalam pemutaran dan diskusi film tersebut di SAE Institute Jakarta, Minggu sore, 25 November 2018. Menurut Magdalena, kisah Gunawan adalah satu dari sekian contoh bahwa konflik kekerasan karena beda agama punya dampak negatif berkepanjangan bagi relasi anak dan orangtua. 

"Gunawan yang sudah berusia 30 tahun, juga mengalami dampak itu (...). Selain dia trauma, ada persoalan agama di sana. (Persoalan) agama itu sangat sensitif sekali," kata Magdalena dalam sesi diskusi usai pemutaran.

Dalam film itu, diceritakan bahwa sejak kecil Gunawan tinggal bersama sang ibu yang beragama Islam. Dari ibunya, dia mendapati bahwa sang ayah, yang beragama Kristen, terpisah dan ditolak oleh keluarga ibunya karena urusan keyakinan beragama. 

Magdalena bertanya-tanya apakah mungkin ayah dan ibu beda agama itu sudah tercatat menikah secara resmi. Jika tidak, kasus ini adalah satu dari banyak kejadian serupa di berbagai tempat yang membuat anak menjadi korban. 

"Dampak ini sering kita lihat – apakah anak tercatat dalam akta kelahiran? Belum lagi persoalan agama di masyarakat, yang sepertinya (menganggap) 'aib' kalau perkawinan beda agama," tuturnya. 

Secara sosiologis, kata Magdalena, beragama seharusnya menciptakan suasana aman dan damai. Sayangnya, ada kasus perbedaan agama yang justru berkembang menjadi kerusuhan.

"Bahkan di wilayah damai, agama adalah persoalan yang sangat empuk untuk disasar menjadi kerusuhan. Kita lihat, radikalisme dan ekstremisme berkembang – di ujungnya, ada persoalan politisasi," ungkapnya.

Bagi Magdalena, kisah Gunawan mencari jejak sang ayah menunjukkan satu hal penting mengenai relasi dalam keluarga. 

"Pada dasarnya, enggak ada (istilah) bekas ayah, bekas ibu, bekas anak. Bekas pacar ada, bekas suami ada, bekas istri ada. Namun bekas anak, itu enggak ada walaupun mereka berpisah, bercerai, atau apapun," tukasnya.

16 Film Festival adalah festival film tahunan yang dimulai sejak 2017. Fokus umumnya adalah isu-isu kekerasan karena perbedaan, termasuk persoalan perbedaan terkait gender dan seksualitas. 

Selain Damai Dalam Kardus, ada setidaknya 36 film cerita dan dokumenter lain yang akan ditayangkan selama 16 hari hingga 10 Desember 2018. Ada 11 lokasi penayangan film di Jakarta. Semua sesi pemutaran dibuka untuk umum dan gratis. Jadwal lengkap ada di media sosial @enambelasffest.

(ASA)

Let's block ads! (Why?)

http://hiburan.metrotvnews.com/film/nbwq7rjK-16-film-festival-relasi-keluarga-korban-konflik-sara

Bagikan Berita Ini

0 Response to "16 Film Festival: Relasi Keluarga Korban Konflik SARA"

Post a Comment

Powered by Blogger.