Unit 8200 ini lah ‘kawah candradimuka’ bagi para insinyur pembuat spyware dan perangkat mata-mata Israel. “Seperti kata ibuku, ‘Unit 8200 adalah perusahaan teknologi terbesar di Israel’,” ujar seorang alumni Unit 8200 kepada Vice. Kecuali dalam hal skala, menurut Peter Roberts, analis di Royal United Services Institute, dikutip Financial Times, Unit 8200 punya kemampuan setara dengan NSA.
Beberapa insinyur yang bekerja di NSO juga merupakan alumni Unit 8200. Di Unit 8200, mereka dilatih bagaimana membobol jaringan telekomunikasi, menyadap tanpa meninggalkan jejak. Kemampuan itu lah yang jadi bekal utama para alumni Unit 8200 (ada lebih dari 10.000 alumni) mendirikan perusahaan keamanan siber. Gil Shwed, pendiri dan bos Check Point Software Technologies, salah satu perusahaan keamanan siber terbesar di Israel, juga Nir Lempert, bos MER Group, misalnya, juga merupakan alumni Unit 8200.
Setiap tahun, ada banyak pemuda dengan energi yang meluap, lapar, dengan kemampuan hebat, direkrut Unit 8200
“Setiap tahun, ada banyak pemuda dengan energi yang meluap, lapar, dengan kemampuan hebat, direkrut Unit 8200,” kata seorang pegawai Unit 8200. Mereka, menurut Lior Div, pendiri Cybereason dan alumni Unit 8200, dipilih dari lulusan-lulusan sekolah terbaik. “Kalian tumbuh besar bersama motto dari Unit bahwa tak ada yang tak mungkin.”
Beberapa tahun kemudian, mereka ‘lulus’ dari Unit 8200 dan tawaran pekerjaan berdatangan. “Kalian tinggal tulis kata Unit 8200 di surat lamaran dan keajaiban akan datang sendiri,” kata Amit Meyer, alumni Unit 8200 kepada The Intercept. Amit memilih jenis pekerjaan yang kurang lazim di antara para alumni Unit 8200, menjadi wartawan.
Gaji di bisnis perangkat mata-mata ini memang gurih benar. Seorang alumni Unit 8200, Yaniv, bukan nama sebenarnya, dapat tawaran gaji puluhan ribu dolar atau ratusan juta rupiah per bulan dari satu perusahaan yang berkantor di Siprus. “Tawaran paling besar yang pernah aku terima adalah mengajar soal keamanan siber di Singapura. Mereka menjanjikan gaji ratusan ribu shekel, lebih dari Rp 500 juta, per bulan....Tapi aku menolak karena ingin tinggal dekat dengan keluarga di Israel,” kata Yaniv kepada Haaretz. Kini gajinya 36.000 shekel, atau Rp 140 juta per bulan.
Sebagian di antara teman-teman mereka memilih bikin perusahaan sendiri. Makanya, di Israel, setiap tahun lahir perusahaan-perusahaan teknologi baru dari para alumni Unit 8200. “Jika kalian amati perusahaan teknologi di Israel, sebagian besar didorong atau didirikan oleh para alumni dinas intelijen, terutama Unit 8200,” kata Yonatan Striem-Amit, alumni Unit 8200 dan Direktur Teknologi di Cybereason, dikutip Miami Herald. Cybereason bermarkas di Boston, Amerika Serikat, tapi juga punya kantor di Tel Aviv, Israel.
https://x.detik.com/detail/intermeso/20181128/Bagaimana-Israel-Jadi-Juara-Mata-mata/index.phpBagikan Berita Ini
0 Response to "Bagaimana Israel Jadi 'Juara' Mata-mata - Detik X"
Post a Comment