Search

Diplomat Oman Akui Israel sebagai 'Fakta Kehidupan di Timur Tengah'

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi, yang negaranya sudah memiliki perjanjian damai dengan Israel, mengatakan bahwa dunia Arab menginginkan hubungan dengan Israel. Sementara itu, kementerian luar negeri Oman menyatakan, Israel adalah fakta kehidupan wilayah tersebut. Artinya, mereka harus berbagi hak dan kewajiban bersama.

Oleh: Tovah Lazaroff (The Jerusalem Post)

Oman membuat pernyataan publik kedua untuk mendukung hubungan normal dengan Israel selama akhir pekan, hanya beberapa hari sebelum presiden negara Muslim-Afrika Chad, Idriss Déby, melakukan kunjungan bersejarah ke Israel pada hari Minggu (25/11), meskipun tidak ada hubungan diplomatik antara dua negara.

“Negara-negara Arab harus sepakat dengan kenyataan bahwa Israel adalah fakta kehidupan di kawasan dan karena itu harus berbagi hak serta kewajiban,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Oman Sayyid Badr bin Hamad al-Busaidi.

Dia berbicara di Dialog Mediterania keempat di Roma, Italia, yang mengumpulkan para pemimpin dari seluruh wilayah itu, termasuk Israel.

Hanya sebulan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Oman membuat pernyataan serupa pada pertemuan puncak yang aman di Bahrain. Dia berbicara setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kunjungan ke Oman, yang seperti Chad, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Tetapi sebagai tanda pergeseran lambat dalam sikap kawasan tersebut terhadap Israel, para pemimpin negara-negara Islam menjadi lebih terbuka tentang hubungan mereka dengan negara Yahudi dan refleksi mereka tentang peran yang dapat terjadi di wilayah tersebut.

Busaidi menyatakan penyesalannya bahwa Israel tidak secara langsung berada di antara mereka yang bekerja untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Yaman.

“Israel tidak terlibat langsung tetapi suaranya bisa berpengaruh,” kata Busaidi.

Dia mengakui bahwa ada beberapa suara, terutama di media sosial, yang menunjukkan reaksi permusuhan terhadap kunjungan Netanyahu ke negaranya.

“Kita semua adalah bagian dari satu wilayah dan kita harus menerima kenyataan itu. Satu-satunya cara untuk benar-benar mencapai situasi dengan tingkat stabilitas yang berkelanjutan adalah kita harus menjangkau satu sama lain dan berbicara serta menerjemahkan pembicaraan itu menjadi tindakan nyata,” kata Busaidi. “Ada baiknya untuk mengubah musuh menjadi teman,” tambahnya.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi, yang negaranya telah memiliki perjanjian damai dengan Israel, mengatakan bahwa dunia Arab menginginkan hubungan dengan Israel.

Namun dia mengingatkan bahwa hubungan itu harus bergantung pada resolusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina berdasarkan wacana pra-1967, dengan Yerusalem timur sebagai ibukota negara Palestina sebagaimana diatur dalam rencana perdamaian Arab tahun 2002.

“Tanpa adanya solusi yang adil untuk konflik Israel-Palestina, wilayah ini tidak akan pernah memiliki perdamaian dan stabilitas,” tutur Safadi, yang berbicara pada panel yang sama dengan Busaidi. “Orang-orang Arab telah berdamai dengan Israel yang menjadi bagian dari wilayah tersebut. Prakarsa Perdamaian Arab telah ada sejak tahun 2002. Itu bukan ultimatum, melainkan undangan,” katanya.

Amerika Serikat, katanya, adalah mitra yang sangat penting dalam upaya perdamaian antara Israel dan Palestina.

“Tidak ada yang bisa dilakukan tanpa AS,” ujar Safadi.

Administrasi Presiden AS Donald Trump dijadwalkan untuk mengeluarkan rencana perdamaian untuk Israel dan Palestina dalam waktu dekat, tetapi belum ada tanggal yang ditetapkan, dan ada beberapa laporan bahwa rencana rilisnya telah tertunda.

“Kami siap untuk melakukan kerja keras dan melakukan bagian kami dalam mewujudkan perdamaian [yang ditengahi oleh AS],” kata Safadi. Namun dia bersikeras bahwa satu-satunya pilihan yang layak adalah resolusi dua negara.

Kedua orang itu, bersama dengan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, juga berbicara tentang Iran dan ancaman nuklirnya.

Gheit mengatakan bahwa ia mendukung Timur Tengah yang bebas nuklir dan bahwa Iran maupun Israel harus memenuhi standar itu.

“Israel juga harus mendapatkan perlakuan yang sama dalam hal kemampuan nuklirnya,” kata Gheit.

Keterangan foto utama: Sayyid Badr bin Hamad Al Busaidi, sekretaris jenderal Oman di KTT Mediterania MED 2018 di Italia, tanggal 22 November 2018. (Foto: Reuters/Max Rossi)

Diplomat Oman Akui Israel sebagai ‘Fakta Kehidupan di Timur Tengah’

Let's block ads! (Why?)

https://www.matamatapolitik.com/diplomat-oman-akui-israel-sebagai-fakta-kehidupan-di-timur-tengah/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Diplomat Oman Akui Israel sebagai 'Fakta Kehidupan di Timur Tengah'"

Post a Comment

Powered by Blogger.