Search

Ramai Sentimen Positif, Reli Pasar Obligasi Berlanjut

Naiknya harga surat berharga negara (SBN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SBN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).  


Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

 

Positifnya pasar SBN domestik juga masih terjadi di tengah pasar global yang masih dalam status quo untuk beberapa isu, seperti perang dagang, Brexit, dan APBN Italia yang menjadi perhatian investor. 

Menghijaunya pasar belum memfaktorkan adanya keputusan pemerintah untuk meniadakan lelang rutin hingga akhir tahun senilai total Rp 48 triliun, yang dapat berarti pelaku pasar akan semakin deras memburu SBN di pasar sekunder karena suplai yang berkurang dari pasar primer. 

Head of Fixed Income Research PT MNC Sekuritas I Made Adi Saputra memprediksi pasar obligasi pemerintah akan semakin positif. 

Awalnya, Adi memprediksi tingkat imbal hasil (yield) seri acuan 10 tahun akan berada di 8,1% hingga akhir tahun, sehingga dia optimistis yield seri tersebut akan turun lebih dalam lagi. 

"Fluktuasi masih ada, tetapi dengan supply di perdana yang sudah ditiadakan maka akan menjadi katalis positif di pasar sekunder," ujarnya siang ini. 

Lelang dihentikan ketika pemerintah sudah menerbitkan Rp 140,98 triliun sepanjang kuartal IV, di bawah target Rp 142,72 triliun. 

Namun, defisit APBN yang di bawah prediksi sejak Oktober 1,6% dari PDB tampaknya menjadi alasan utama disetopnya sumber pendanaan tambahan dari penerbitan SBN. 

Potensi lebih derasnya arus masuk investor baik asing maupun lokal ke SBN juga dapat berdampak positif pada nilai tukar rupiah yang masih dalam tren penguatan.  

Yield Obligasi Negara Acuan 22 Nov 2018

Seri Benchmark Yield 21 Nov 2018 (%) Yield 22 Nov 2018 (%) Selisih (basis poin) Yield wajar IBPA 22 Nov'18
FR0063 5 tahun 7.998 8.015 1.70 7.9146
FR0064 10 tahun 8.018 8.009 -0.90 7.8875
FR0065 15 tahun 8.326 8.305 -2.10 8.2880
FR0075 20 tahun 8.453 8.432 -2.10 8.4153
Avg movement -0.85
Sumber: Refinitiv 

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat.  

Indeks tersebut naik 0,22 poin (0,1%) menjadi 233,66 dari posisi kemarin 233,44. Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 494 bps, menyempit dari posisi kemarin 495 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun masih berada di 3,065%, naik dari posisi kemarin 3,061%. 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 889,21 triliun SBN, atau 37,56% dari total beredar Rp 2.367 triliun berdasarkan data per 21 November.  

Porsi asing itu juga menjadi posisi tertinggi sejak 31 Agustus. 

Angka kepemilikannya masih positif Rp 24,89 triliun dibanding posisi akhir Oktober Rp 864,32 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 36,93% pada periode yang sama. 

Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.  

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,72% menjadi 5.990 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah menguat 0,17% menjadi Rp 14.575 di hadapan tiap dolar AS. 

Penguatan rupiah seiring seiring dengan turunnya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang melemah 0,28% menjadi 96,443. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan dialami di hampir seluruh negara berkembang yaitu India, Malaysia, Filipina, dan Singapura.  

Kondisi itu mengindikasikan investor global sedang berada pada kondisi 'risk mode on' yang artinya sedang mengejar return pada aset-aset lebih berisiko seperti SBN negara berkembang ketika kondisi pasar kondusif. 

Koreksi masih dialami pasar SBN domestik China, sedangkan pasar Brasil dan Rusia masih stagnan.

Dari negara maju, koreksi dialami pasar gilts di Inggris, sedangkan pasar bund di Jerman dan obligasi Perancis masih positif. Pasar US Treasury masih stagnan kemungkinan karena libur Thanksgiving dan pasar Jepang masih stagnan.

 Yield Obligasi 10 Tahun Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Yield 21 Nov 2018 (%) Yield 22 Nov 2018 (%) Selisih (basis poin)
Brasil 10.090 10.09 0.00
China 3.396 3.403 0.70
Jerman 0.373 0.371 -0.20
Perancis 0.764 0.757 -0.70
Inggris 1.396 1.433 3.70
India 7.792 7.723 -6.90
Italia 3.484 3.473 -1.10
Jepang 0.095 0.095 0.00
Malaysia 4.167 4.163 -0.40
Filipina 7.296 7.111 -18.50
Rusia 8.700 8.7 0.00
Singapura 2.452 2.442 -1.00
Turki 16.65 16.55 -10.00
Amerika Serikat 3.065 3.065 0.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)

Let's block ads! (Why?)

https://www.cnbcindonesia.com/market/20181122182127-17-43299/ramai-sentimen-positif-reli-pasar-obligasi-berlanjut

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ramai Sentimen Positif, Reli Pasar Obligasi Berlanjut"

Post a Comment

Powered by Blogger.