Warga Kalianda Dikejutkan Debu Pasir Hitam Diduga dari Anak ...

Laporan Wartawan Tribun Lampung Dedi Sutomo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMSEL – Warga Kalianda sempat dikagetkan dengan debu pasir berwarna hitam yang diduga merupakan debu hasil aktivitas gunung anak Krakatau (GAK) yang saat ini sedang menujukan peningkatan aktivitas.

“Kemarin lumayan banyak debu pasirnya. Warnanya hitam, khas seperti pasir dari gunung api,” kata Hilda salah seorang warga Kalianda, minggu (18/11).

Kepala Pos pantau GAK di desa Hargo Pancuran kecamatan Rajabasa, Andi Suardi mengatakan aktivitas GAK hingga saat ini masih berfluktuatif. Sejauh ini masih terjadi letusan kawah dengan lontaran debu/matrial setinggi 500 meter.

Baca: BMKG Prakirakan Sebagian Wilayah Lampung Minggu 18 November 2018 Alami Hujan Ringan

Menurutnya, bisa saja lontaran debu tersebut tertiup angin dan sampai ke daerah (daerah Kalianda). Apalagi dalam sepekan terakhir hembusan angin cukup kencang.

“Untuk aktivitas GAK sama dengan hari-hari sebelumnya. Hanya saja ada hembusan angin ke arah barat. Sehingga mungkin debu GAK terbawa angin,” kata dia.

Lebih lanjut Andi mengatakan pada sabtu (17/11) sampai dengan pukul 24.00 wib, dari data Magma VAR tercatat ada 202 kali letusan dengan amplitudo 52-58 mm dan durasi 31-182 detik.

Kemudian untuk hembusan ada 11 kali dengan amplitudo 17-28 mm dan durasi 16-61 detik. Lalu vulkanik dangkal 8 kali dengan amplitudo 9-14 mm dan durasi 7-10 detik. Dan juga masih terjadi gempa tremor menerus (mikrotremor) dengan amplitudo 2-56 mm.

“Untuk ketinggian debu GAK teramati sekitar 30-500 meter dari kawah. Sedangkan pada malam hari dari CCTV teramati lontaran matrial pijar dengan ketinggian 100-200 meter,” ujar Andi.

Sejauh ini untuk status GAK masih pada level II Waspada. Dimana para pengunjung dan nelayan dilarang mendekati kawah GAK dalam radius 2-3 kilometer.(dedi/tribunlampung)

Let's block ads! (Why?)