
"Alasannya mirip dengan Pak Teguh karena ketidaksamaan visi dan misi (dalam RPH) sulit dipadukan. Perusahaan tidak dalam satu gerbong menuju kedepan intinya itu," kata Agus saat dihubungi detikcom, Minggu (30/12/2018).
Ia juga tidak menampik bahwa salah satu alasan pengunduran dirinya karena konflik berkepanjangan di internal RPH. Karena itu, dia merasa bahwa fungsinya sebagai pengawas telah gagal. Dan dilanjutkan dengan pengajuan pengunduran diri, Jumat (28/12) lalu.
"Jadi, direktur utama tidak bisa ketemu direktur keuangan atau sebaliknya. Dan hampir tidak pernah berbicara. Nah gitu itu seperti gimana? Ini masalah personal, kok ditarik ke ranah profesional, kan jadinya gak profesional," jelasnya.
Agus juga mengaku selama ini sudah mencoba berbicara kepada para stakeholder mencari titik temu permasalahan. Namun semakin dia mencari, semakin tidak bisa disatukan.
"Stakeholder ini di sini bisa karyawan, direksi. Sedangkan pemilik perusahaan dalam hal ini diwakili oleh wali kota atas nama masyarakat Surabaya, sudah tidak dalam satu visi," tandas Agus.
Dirut rumah pemotongan hewan (RPH) Surabaya Teguh Prihandoko mengajukan surat pengunduran diri, 17 Desember lalu. Surat itu sudah diserahkan ke Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Benar, surat sudah saya serahkan ke wali kota agar secepatnya ditandatangani dan disetujui terhitung nanti tanggal 31 Januari," kata Teguh saat dikonfirmasi, Sabtu (29/12).
(fat/fat)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Giliran Anggota Bawas Mundur karena Konflik Internal Direksi RPH - detikNews"
Post a Comment