TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Sebuah bangunan berbahan dasar kayu dan bambu beratap ilalang berdiri di hamparan sawah Subak Buluh, Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Jumat (21/12/2018).
Uma Kawan nama destinasi ini. Kini sudah menjadi tempat wisata yang diburu anak muda.
Dalam kawasan ini terdapat beberapa tempat selfie seperti instalasi sarang burung, jantung, dan perahu. Dilengkapi juga dengan ayunan dan tempat makan yang menyuguhkan kuliner tradisional Kerambitan seperti jaje Bali, bubuh Bali, dan tum nyawan.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Baturiti, Made Pasek Wiratmaja (51) menuturkan, tempat wisata ini dibuat berawal dari banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Baturiti untuk bersepeda dan tracking.
Selain memiliki wilayah yang sangat berpotensi untuk berkembang, juga menerima banyak saran dari wisatawan tersebut untuk membuat lokasi rehat.
"Awalnya kamu banyak menerima tamu wisatawan untuk sepeda dan tracking disini. Artinya mereka mengelilingi wilayah Kerambitan," tutur Made Pasek.
Selain banyak wisatawan daerah Desa Baturiti juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Namun dengan catatan mengembangkan dengan konsep alami, artinya tidak merusak alam.
"Kebetulan punya lahan di sini dan sepertinya cocok, jadilah tempat ini," imbuhnya.
Namun, kata dia, sebelum menata lahan seluas lima are ini, ia merasa tak akan bisa mengelola sendiri sehingga membentuk Pokdarwis Desa Baturiti untuk pengelolaannya.
Pria yang sudah bergelut di dunia pariwisata selama sembilan tahun ini mengatakan, dari Pokdarwis ini selanjutnya akan melakukan pengelolaan tempat wisata yang ada di Desa Baturiti.
Namun dalam perjalanan memang masih sangat diperlukan kesadaran masyarakat untuk memahami bagaimana pemanfaatan tempat wisata dengan konsep alami. Artinya jangan sampai merusak alam dan tatanan masyarakat.
"Memang jika kami merintis dari awal agak berat. Tapi jika dilakukan serius oleh pengelola dan warga setempat akan menjadi bagus sekali," tegasnya.
Dengan konsep alami dan melibatkan langsung aktivitas warga, desa wisata akan berjalan bagus dan berkembang. Harapannya, warga setempat bisa bangkit dan terlibat di dalamnya. Termasuk warga yang selama ini belum bekerja akan dilibatkan.
"Banyak yang kami tawarkan. Tapi hanya yang tradisional seperti bubuh sumsum, jaje Bali, bubuh Bali dilengkapi tum nyawan. Itu disukai oleh masyarakat dan wisatawan, kami tidak menyediakan yang modern," tuturnya.
Rencananya untuk tiket masuk ke kawasan ini hanya cukup membayar Rp 5.000 per orangnnya. Karena hasil tiket masuk tersebut akan digunakan untuk perawatan tempat dan dana dukungan untuk subak setempat. (*)
http://bali.tribunnews.com/2018/12/22/uma-kawan-destinasi-baru-di-tabanan-tawarkan-spot-selfie-dan-kuliner-tradisionalBagikan Berita Ini
0 Response to "Uma Kawan, Destinasi Baru di Tabanan Tawarkan Spot Selfie dan Kuliner Tradisional - Tribun Bali"
Post a Comment