JAKARTA - Pemilihan anggota legislatif (Pileg) 2019 semakin mendekat. Beragam alat peraga kampanye bertebaran dipasang para calon anggota legislatif (caleg) yang berebut dukungan dan simpati calon pemilih. Elite-elite partai politik (parpol) pun gencar bermanuver untuk memperbesar peluang dipilih oleh rakyat.
Temuan lembaga survei Indonesia Elections and Strategic (Index) Research menunjukkan lima parpol itu adalah Hanura dengan angka elektablitas 1,0%, kemudian disusul PBB (0,9%), Berkarya (0,8%), PKPI (0,4%), dan Garuda (0,1%).
“Lima parpol terbawah hampir dapat dipastikan gagal mengirim wakil ke Senayan. Meskipun sudah ditambah margin of error, elektabilitas kelima parpol masih belum dapat mencapai 4%,” kata Direktur Eksekutif Index Research Vivin Sri Wahyuni di Jakarta, Sabtu (12/1).
Dia mengatakan, lima besar parpol dipastikan lolos masuk ke Senayan, sedangkan sisanya berpeluang maupun terancam tidak akan lolos. Index Research melakukan survei 17-28 Desember 2018, dengan jumlah responden 1200 orang. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error ±2,9% dan pada tingkat kepercayaan 95%.
“PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, PKB, dan Demokrat berada pada posisi aman melewati ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4%,” ungkapnya.
Dari hasil survei Index, kelima parpol meraih elektabilitas di atas ambang batas parlemen. PDIP menempati posisi puncak dengan raihan 25,7%, disusul Gerindra pada posisi kedua sebesar 14,7%. Gerindra berhasil menggeser Golkar ke posisi ketiga dengan raihan 9,8%.
“Posisi keempat ditempati oleh PKB dengan angka elektabilitas 7,5% dan posisi kelima Demokrat dengan raihan 4,6%,” ungkap dia.
Enam parpol lainnya, kata Vivin, masih berpeluang untuk dapat menembus ambang batas, dengan memperhitungkan margin of error survei, ±2,9%. Keenam parpol tersebut adalah Nasdem (3,5%), PPP (3,3%), PKS (3,2%), PAN (2,6%), PSI (2,3%), dan Perindo (2,2%).
Menurut Vivin, yang menarik adalah partai papan menengah ke bawah. Sebagian besar parpol ini cenderung stabil elektabilitasnya. Yang paling mengalami kenaikan adalah PSI dan Berkarya. “PSI naik dari 1,2% menjadi 2,3%, sedangkan Berkarya dari sebelumnya hanya 0,1% menjadi 0,8%,” tutur dia.
Menurut Vivin, baik PSI maupun Berkarya mengandalkan strategi melontarkan isu-isu kontroversial untuk mendapatkan efek elektoral. Isu-isu tersebut ternyata terbukti berdampak pada elektabilitas kedua partai ini.
“PSI memanfaatkan isu-isu sensitif seperti Perda Syariah, poligami, hingga ucapan selamat Natal, sedangkan Berkarya menjual Soeharto sebagai Bapak Pembangunan pada era Orde Baru,” terang dia.
Sementara itu, masih ada sebanyak 17,4% responden yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab. Angka tersebut turun dibandingkan survei sebelumnya pada periode November 2018 sebesar 20,6%. (b1)
https://id.beritasatu.com/home/5-partai-akan-gagal-masuk-senayan/184443Bagikan Berita Ini
0 Response to "5 Partai akan Gagal Masuk Senayan - Investor Daily"
Post a Comment