Salah satu indikator berkaitan dengan pergerakan rupiah saat ini. Ia mengatakan nilai tukar saat ini sudah berkisar Rp14 ribu per dolar AS atau lebih baik dari 2018 yang pernah menyentuh angka Rp15 ribu per dolar AS.
"Kami masih melihat bahwa nilai tukar saat ini masih under value. Artinya, masih banyak potensi untuk stabil dan menguat," kata seperti dikutip dari Antara, Kamis (10/1).
Selain itu, Perry mengatakan ada empat faktor yang berpotensi mendorong penguatan rupiah sepanjang tahun ini. Pertama, kebijakan suku bunga.
Ia menjelaskan kebijakan suku bunga tanah air sudah membuat imbal hasil aset keuangan Indonesia termasuk obligasi menarik. "Kondisi tersebut telah meningkatkan arus modal asing masuk ke Indonesia dan menambah pasokan valas di dalam negeri," kata dia.
Alhasil, rupiah bisa menguat. Kedua, kecenderungan kenaikan suku bunga di dunia, khususnya di Amerika yang lebih rendah dari yang diperkirakan.
"Sebelumnya, kami perkirakan tahun ini naik tiga kali. Tapi ternyata paling banter hanya dua kali, sehingga timbul kondisi investor global mulai beralih ke negara yang menarik, termasuk Indonesia," kata dia.
![]() |
Ketiga, defisit neraca perdagangan atau transaksi berjalan Indonesia yang diupayakan lebih rendah dari tahun lalu. Perry menjelaskan tahun lalu angka defisit tersebut sebesar 3 persen dari PDB. Tahun ini, diupayakan defisit bisa ditekan ke level 2,5 persen.
"Sehingga dari sisi fundamentalnya cenderung menguat," kata dia.
Keempat, kondisi pasar dalam negeri yang semakin berkembang.
(Antara/agt) https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190110210212-532-360048/bi-yakin-rupiah-bergerak-perkasa-di-2019Bagikan Berita Ini
0 Response to "BI Yakin Rupiah Bergerak Perkasa di 2019 - CNN Indonesia"
Post a Comment