Search

Perang Rahasia Israel dan Iran di Suriah: Ini yang Harus Kita Tahu - Mata Mata Politik

Israel dan Iran melakukan perang rahasia di Suriah, di mana kedua negara baru-baru ini saling mengirimkan serangan. Pertikaian sengit atau ancaman berapi-api antara Israel dan Iran bukanlah hal yang baru. Tetapi kekerasan minggu ini telah menggarisbawahi kekhawatiran bahwa upaya kedua negara untuk menetapkan garis merah di Suriah, berisiko meningkatkan konflik yang awalnya rahasia menjadi perang terbuka. Berikut ini yang harus kita ketahui tentang perang Israel dan Iran di Suriah.

Baca juga: Mike Pompeo: Kerja Sama dengan Israel untuk Suriah dan Iran Akan Terus Berlanjut

Oleh: Joseph Hincks (TIME)

Terdapat video yang menunjukkan seorang pemain ski dengan jaket biru meluncur menuruni lereng sebelum kamera bergerak ke atas, suara gemuruh yang tidak menyenangkan terdengar di latar belakang.

“Inilah yang dilihat oleh keluarga yang bermain ski di Gunung Hermon di Israel utara, ketika mereka melihat ke atas,” tulis keterangan di layar pada video 37 detik yang diunggah oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke Twitter pada Senin (21/1), ketika dua jalur berasap melintasi sebuah langit gelap. “Sebuah roket Iran ditembakkan ke arah mereka dari tanah Suriah.”

Diambil pada kamera snowboarder pada tanggal 20 Januari, video tersebut menunjukkan sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel yang tampaknya mencegat roket permukaan-ke-permukaan yang ditembakkan ke Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel—sebuah dataran tinggi di Suriah barat daya—yang dipasang tak lama setelah Israel melakukan serangkaian serangan udara balasan terhadap target Iran di Suriah.

Target-target itu termasuk apa yang disebut oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai “gudang Iran yang berisi senjata Iran” di Bandara Internasional Damaskus, dan sederetan baterai pertahanan udara militer Suriah, termasuk beberapa instalasi buatan Rusia.

Serangan udara Israel tersebut menewaskan 21 orang, menurut sebuah badan pengawas, di antaranya 12 anggota Korps Pengawal Revolusi Iran, enam pejuang Suriah, dan tiga warga negara non-Suriah. Menanggapi hal itu, seorang pejabat tinggi militer Iran mengeluarkan ancaman baru untuk memusnahkan Israel, dan Suriah memperingatkan bahwa itu bisa mengenai bandara Tel Aviv.

Sementara itu, Rusia meminta Israel untuk menghentikan “serangan sewenang-wenang di wilayah negara berdaulat.” Pada Kamis (24/1), Israel telah mengerahkan sistem Iron Dome di Tel Aviv untuk menyediakan area metropolitan tersebut dengan penutup udara yang lebih besar, di tengah ketegangan dengan Suriah, begitu juga nyala api yang membumbung di Jalur Gaza ke selatan.

Pertikaian sengit atau ancaman berapi-api antara Israel dan Iran bukanlah hal yang baru. Tetapi kekerasan minggu ini telah menggarisbawahi kekhawatiran bahwa upaya kedua negara untuk menetapkan garis merah di Suriah, berisiko meningkatkan konflik yang awalnya rahasia menjadi perang terbuka.

Inilah yang perlu diketahui.

Mengapa rudal terbang di atas resor ski?

Sebuah bendera Israel terlihat diletakkan di Gunung Bental di Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel pada 10 Mei 2018. Tentara Israel mengatakan telah melakukan penggerebekan yang luas terhadap sasaran-sasaran Iran di Suriah, setelah serangan roket ke arah pasukannya yang dipersalahkan pada Iran. (Foto: AFP/Getty Images/ Jalaa Marey)

Video IDF tersebut menggambarkan Gunung Hermon berada di Israel utara, tetapi komunitas internasional tidak mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan. Israel menaklukkan sebagian besar dataran tinggi tersebut selama Perang Arab-Israel tahun 1967 dan mencaploknya secara sepihak pada tahun 1981.

Meskipun perselisihan wilayah Suriah dan Israel atas Dataran Tinggi Golan tidak terselesaikan, dan kedua negara secara teknis telah berperang sejak didirikannya Israel, namun perbatasan barat laut Israel selama beberapa dekade merupakan daerah yang paling tidak bergejolak. Itu berubah ketika perang Suriah pecah pada tahun 2011, dan Iran mulai mengucurkan uang, sumber daya, dan tentara ke negara itu untuk mendukung rezim Bashar al-Assad.

Intervensi Iran, sebagian, merupakan tanggapan terhadap rute awal pemberontak Sunni, yang dibiayai oleh Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya. Tujuan strategis utama Teheran sekarang adalah untuk meningkatkan kemampuannya untuk mencegah potensi serangan Israel terhadap Iran, dengan meningkatkan risiko penyerangan semacam itu terhadap Israel, kata Payam Mohseni, Direktur Proyek Iran di Sekolah Pemerintahan Kennedy Harvard.

Kehadiran milisi sekutu Iran di perbatasan barat laut Israel, “mungkin menjadi pengubah permainan” dalam hal pencegahan, katanya. Mereka juga meningkatkan kemampuan Iran untuk mendukung dan memasok partai politik Islam Syiah yang berbasis di Lebanon dan kelompok militan Hizbullah, di sebelah utara langsung Israel. “Israel menyerang untuk sangat membatasi skenario seperti itu.”

“Iran sibuk mengubah Suriah menjadi basis pertahanan militer,” kata Netanyahu pada tahun 2017, ketika intervensi Iran dan Rusia dalam mendukung Assad membantu rezim itu menuju kemenangan strategis. “Iran ingin menggunakan Suriah dan Lebanon sebagai medan perang dalam melawan tujuan yang dinyatakannya untuk membasmi Israel,” Netanyahu menambahkan, “Ini adalah sesuatu yang tidak bisa diterima Israel.”

Seberapa mengakar Iran di Suriah?

Iran menyangkal kehadiran militer resmi atau pangkalan di Suriah—selain penasihat yang diakuinya secara terbuka—dan tidak ada jumlah pasti terkait pasukan yang dimilikinya di sana. Tetapi setidaknya 2.000 orang Iran telah tewas di Suriah sejak perang dimulai, kata Ariane Tabatabai, seorang ilmuwan politik di RAND Corporation yang berbasis di California. Suriah mewakili “salah satu komitmen paling signifikan yang telah dibuat Iran di luar perbatasannya dalam beberapa dekade terakhir,” kata Tabatabai.

Namun, yang lebih besar dari jumlah pejuang Iran, adalah kontingen pejuang asing yang dilatih dan diperlengkapi oleh Iran di Suriah. Selain Hizbullah dan pasukan Suriah yang setia kepada Assad, Teheran mendukung milisi Syiah yang terdiri dari pejuang Afghanistan dan Pakistan. Tabatabai mengatakan bahwa perkiraan jumlah orang Afghanistan yang terbunuh di Suriah mencapai puluhan ribu jiwa.

Pada Kamis (24/1), Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengumumkan sanksi terhadap Divisi Fatemiyoun yang didukung Iran, yang terdiri dari warga negara Afghanistan, dan Brigade Zaynabiyoun, yang terdiri dari warga negara Pakistan. “Rezim Iran yang brutal mengeksploitasi komunitas pengungsi di Iran, membuat mereka kehilangan akses untuk mendapatkan layanan dasar seperti pendidikan, dan menggunakannya sebagai perisai manusia untuk konflik Suriah,” kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan.

Kehadiran Iran tidak terbatas pada pasukan di lapangan. Iran telah menginvestasikan semuanya, mulai dari telekomunikasi, ekstraksi sumber daya, hingga sektor pendidikan.

Bisakah AS atau Rusia membantu meredakan situasi?

Para ahli mengatakan bahwa Israel dan Iran berusaha untuk menetapkan garis merah terhadap aktivitas satu sama lain di Suriah, dan tidak ada yang menginginkan perang. “Untuk saat ini, risiko bahwa ini akan meningkat secara serius masih terbatas,” kata Mohseni dari Harvard. Tetapi yang lain menganggap bahwa risiko terjadinya sesuatu yang tidak disengaja sangat signifikan.

Jika sebuah roket yang berasal dari Suriah mengenai warga sipil di Dataran Tinggi Golan, misalnya, atau jika serangan Israel yang salah arah menghantam infrastruktur kritis Suriah atau Rusia, responsnya mungkin sulit untuk ditahan.

Meskipun Rusia pada Rabu (23/1) mengatakan bahwa serangan udara Israel yang “sewenang-wenang” harus dihentikan, namun Rusia telah menoleransi sejumlah tindakan Israel terhadap target Iran dan pro-Iran di Suriah, asalkan mereka tidak berdampak pada asetnya sendiri atau aset Suriah, kata Joost Hiltermann, Direktur program Timur Tengah dan Afrika Utara di International Crisis Group.

Moskow “umumnya berusaha membantu keduanya menetapkan garis merah mereka tanpa terlibat terlalu dalam,” katanya. “Di satu sisi Rusia agak netral. Rusia tidak ingin Iran menang. Rusia juga tidak ingin Israel menang.”

Tetapi ada keraguan sejauh mana Rusia akan dapat mengendalikan pengaruh Iran atas rezim Suriah. Menulis untuk TIME awal bulan ini, Lina Khatib, Kepala Program Timur Tengah dan Afrika Utara di Chatham House, berpendapat bahwa penarikan pasukan AS yang tiba-tiba akan memperkuat Teheran.

Baca juga: Bisakah dan Akankah Iran Serang Israel?

Kehadiran pasukan AS di Suriah timur laut sejauh ini membatasi pergerakan bebas antara milisi yang didukung Iran dan Pasukan Mobilisasi Rakyat Irak yang bersekutu di seberang perbatasan. Kehadiran pasukan Amerika juga menghalangi akses Iran ke ladang-ladang minyak—pendapatan yang dapat mengimbangi dampak ekonomi dari sanksi Amerika yang baru-baru ini diberlakukan kembali.

Penarikan Amerika, Khatib menulis, “akan memberi Iran waktu dan ruang untuk mengonsolidasikan kehadiran dan aksesnya ke sumber daya, dan pada akhirnya membuat lebih sulit bagi Rusia dan Assad untuk memisahkan Suriah dari Iran.”

Bagaimana militer Israel mencoba membatasi pengaruh Iran?

Sebelumnya, Israel telah mempertahankan kebijakan ambiguitas atas aktivitasnya di Suriah—yang berarti bahwa mereka tidak secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap instalasi atau konvoi pasukan Iran. Israel juga tidak secara terbuka mengakui pendanaan terhadap kelompok pemberontak di Suriah selatan untuk memblokir pejuang yang didukung Iran.

Namun pada bulan September, seorang pejabat intelijen Israel mengatakan bahwa Israel telah melakukan lebih dari 200 serangan terhadap sasaran-sasaran Iran di Suriah dalam dua tahun terakhir. Awal bulan ini, seorang mantan kepala staf militer IDF mengatakan kepada New York Times bahwa IDF telah menyerang “ribuan” target di Suriah sejak tahun 2011.

Keterbukaan baru itu menyusul peluncuran sekitar 20 roket ke Dataran Tinggi Golan pada bulan Mei, di mana Israel menyalahkan Iran. “Mereka harus ingat bahwa jika hujan turun di sini (di Israel), hujan akan turun di sana,” kata Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman, setelah serangkaian serangan udara pembalasan yang dia klaim mengenai hampir semua infrastruktur Iran di Suriah. “Saya harap kita telah menyelesaikan bab ini dan semua orang mendapat pesannya.”

Tapi melihat satu minggu terakhir, sepertinya itu tidak terjadi.

Keterangan foto utama: Foto yang dirilis oleh kantor berita resmi Suriah SANA ini, menunjukkan rudal terbang ke langit di dekat bandara internasional di Damaskus, Suriah, pada 21 Januari 2019. Dalam langkah yang sangat tidak biasa, militer Israel telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka sedang menyerang target militer Iran di Suriah. Israel juga memperingatkan pemerintah Suriah untuk tidak membalas Israel. (Foto: AP/REX/Shutterstock)

Perang Rahasia Israel dan Iran di Suriah: Ini yang Harus Kita Tahu

Let's block ads! (Why?)

https://www.matamatapolitik.com/in-depth-perang-rahasia-israel-dan-iran-di-suriah-ini-yang-harus-kita-tahu/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Perang Rahasia Israel dan Iran di Suriah: Ini yang Harus Kita Tahu - Mata Mata Politik"

Post a Comment

Powered by Blogger.