Perusahaan mengatakan mereka akan menawarkan lebih dari 10.000 jam konten dari berbagai film Hollywood, drama lokal yang populer, dan saluran free-to-air dari Hooq. Pengguna Grab juga akan mendapatkan uji coba selama tiga bulan menggunakan layanan tersebut, yang kali pertama akan tersedia di Singapura dan Indonesia pada akhir Maret mendatang, kata perusahaan itu.
Langkah ini sejalan dengan tujuan Grab untuk menjadi apa yang disebutnya "aplikasi super sehari-hari" atau everyday super app, menurut Hidayat Liu, kepala kelompok strategi di Grab.
"Di antara para pelanggan kami, video adalah bentuk keterlibatan yang paling penting bagi mereka. Kami sedang melihat video berbasis langganan sesuai permintaan, (yang) sebenarnya siap tumbuh tiga hingga empat kali selama beberapa tahun mendatang," kata Liu kepada CNBC International dalam sebuah wawancara.
Sementara Grab memulai dengan aplikasi pemesanan transportasi online, startup tersebut dari waktu ke waktu telah memperkenalkan layanan tambahan termasuk pengiriman makanan dan bahan makanan, pembayaran mobile, dan pinjaman mikro kepada mereka yang tidak memiliki rekening bank atau yang tidak memiliki bank di Asia Tenggara.
![]() |
Gagasan menggabungkan beberapa layanan di dalam satu aplikasi berasal dari kenyataan bahwa pengguna cenderung hanya menggunakan beberapa aplikasi setiap harinya, bahkan jika mereka memiliki ratusan aplikasi yang diunduh ke smartphone mereka.
Liu mengutip Indonesia sebagai contoh.
"Kami melihat orang cenderung mengandalkan membuka dua, tiga aplikasi maksimum per hari," katanya. "Jika Anda bukan bagian dari dua atau tiga aplikasi teratas ini, tidak lama kemudian aplikasi itu akan jarang digunakan."
Streaming video telah meningkat popularitasnya baik secara global maupun lintas wilayah, dengan prevalensi smartphone, konektivitas internet berkecepatan tinggi dan munculnya layanan streaming video seperti Netflix, pemain regional Iflix serta sejumlah nama besar di internet China termasuk iQiyi.
Di wilayah Asia Pasifik, pendapatan berlangganan dari layanan video on demand akan meningkat menjadi US$390 juta (Rp 5 triliun) pada tahun 2022, dari US$60 juta pada tahun 2017, menurut laporan dari firma riset pasar Dataxis.
Hooq dimulai pada 2015 sebagai perusahaan kerjasama antara operator jaringan seluler terbesar Singapura Singtel, Sony Pictures Television, dan Warner Bros Entertainment, dan terus bergerak memproduksi konten lokal dan asli, seperti kebanyakan layanan streaming video hari ini.
Saat ini, layanan Hooq tersedia di Filipina, Thailand, India, Indonesia, dan Singapura. Meskipun perusahaan menolak mengungkapkan berapa banyak pengguna saat ini, aplikasinya di Google Play Store menunjukkan ada lebih dari 10 juta unduhan.
Sementara, Hooq juga memiliki aplikasi milik sendiri, CEO Peter Bithos mengatakan bahwa kemitraan dengan Grab adalah cara baru bagi perusahaan dalam membuat layanannya tersedia di berbagai platform. Kemitraan ini berpotensi memberikan akses awal ke basis pengguna besar Grab di Asia Tenggara.
"Kami mengambil risiko dan kami mulai merekayasa ulang platform kami dari bawah ke atas, agar dapat berintegrasi dengan mulus," katanya kepada CNBC International.
"Kami telah membangun platform dan strategi bisnis kami seputar cara pelanggan menggunakan video, bukan memaksakan pelanggan mengambil jalur tertentu."
Dia menjelaskan bahwa pengguna berpotensi memutar film di aplikasi Grab dan kemudian melanjutkan menontonnya dari tempat mereka berhenti di aplikasi Hooq.
Hooq memiliki cara berlangganan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan, juga memiliki layanan gratis dan terbatas di mana video yang tersedia lebih pendek dan lebih ringan, menurut Bithos, dan juga didukung oleh iklan.
Liu menolak mengungkapkan bagaimana Grab akan menghasilkan uang dari layanan baru, tetapi mengakui adanya rencana memonetisasi layanan itu.
(prm) https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20190129144333-37-52861/seru-pengguna-grab-kini-bisa-streaming-video-di-aplikasiBagikan Berita Ini
0 Response to "Seru! Pengguna Grab Kini Bisa Streaming Video di Aplikasi Fintech 2 menit yang lalu - CNBC Indonesia"
Post a Comment