5 Fakta Tor Soro, Ikan Dewa Khas Indonesia yang Penuh Mitos - ayobandung.com

Ikan Dewa alias Ikan Tor Soro. (Nur Khansa/ayobandung).

COBLONG, AYOBANDUNG.COM--Bagi yang pernah berkunjung ke Kuningan, cerita adanya ikan-ikan dewa di sebuah kolam di bilangan Cibulan mungkin sudah tak asing di telinga. Kabar sejumlah ikan di kolam tersebut merupakan jelmaan prajurit Prabu Siliwangi yang dikutuk karena membelot telah menjadi mitos yang diamini banyak masyarakat, terutama Jawa Barat.

Usut punya usut, sosok ikan dewa tersebut ternyata memang cukup unik. Pasalnya, ikan dewa merupakan jenis ikan air tawar khas Indonesia yang sulit dijumpai di negara lain. Ikan ini disebut ikan Tor.

Ada empat jenis ikan tor yang ditemui di berbagai daerah di Indonesia, yakni Tor Tambra, Tor Soro, Tor Tambroides, dan Tor Douronensis. Jenis yang banyak beredar di Jawa Barat adalah jenis Tor Soro, termasuk yang terdapat di kolam Cibulan, Kuningan.

Untuk mengetahui info seputar Tor Soro lebih lanjut, ayobandung.com mewawancarai Peneliti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan BRSDMKP Bogor, Otong Zaenal Arifin, saat dijumpai di gelaran Festival Membumikan Laut Sebagai Masa Depan Bangsa di kampus Unpad Dipatiukur, Senin (25/2/2019). Berikut lima fakta seputar ikan Tor Soro yang menarik untuk disimak :

1. Salmon Van Java

Berdasarkan keterangan BRSDMKP Bogor, nama Tor Soro sendiri diambil dari relief yang ada di Candi Borrobudur pada 1842. Relief nomor O.109 tersebut menggambarkan sekelompok orang tengah memanggul hasil tangkapan ikan. Daging ikan ini juga sejak lama dikenal sangat empuk. Hal tersebut dibuktikan pada abad 18, saat Belanda menangkap ikan tor untuk diekspor ke negaranya sebagai Java Salmon.

2. Banyak jadi Mitos

Selain mitos tentara Prabu Siliwangi di Jawa Barat, daerah lain juga dikenal mensakralkan ikan ini. Otong mengatakan, adat Batak juga mengenal ikan ini untuk disajikan dalam acara adat. Harga yang dipatok untuk makanan adat tersebut tak terhingga.

Orang Tionghoa juga punya mitos bahwa ikan ini membawa hoki dan panjang umur, ungkapnya. Namun, dia menilai, mitos tersebut tak lain merupakan upaya konservasi yang dilakukan orang terdahulu agar keberlangsungan hidup ikan ini tidak terancam.

Sebetulnya mitos adalah upaya konservasi dari leluhur kita dulu, bagaimana agar ikan ini tetap ada. Karena kalau tidak, mungkin kita sekarang sudah tidak bisa liat ikan ini lagi, jelasnya.
\n
\n2. Ikan Warisan Indonesia

Otong mengatakan, selain Tor Soro di Jawa Barat, ikan Tor jenis lainnya dapat dijumpai di Kalimantan dan Sumatera. Ikan ini merupakan ikan spesifik dataran tinggi, dan menyuaki air yang jernih dengan kadar oksigen tinggi.

Pertumbuhannya sangat lambat, dalam tiga tahun baru mencapai ukuran satu kilo. Jumlah telurnya juga sangat sedikit dibanding ikan lain, jelasnya. Saat ini, ikan Tor Soro sudah dirilis sebagai komoditas budidaya. Beberapa negara di Asia pun telah mengimpor ikan ini dari Indonesia.

3. Dagingnya Empuk

Selain telah dipasarkan sebagai 'Salmon van Java' pada abad ke-18, ikan ini memang dikenal memiliki daging sangat empuk dan merupakan satu-satunya ikan air tawar yang dapat diolah menjadi sushi.

Secara budidaya ikan ini meiliki teksur daging yang sangat lembut dan bagus, juga merupakan satu-satunya nya jenis ikan air tawar yang bisa dikonsumsi mentah, jelas Otong.

4. Kandungan Albumin Tinggi

Albumin adalah protein utama yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, yang diproduksi oleh hati. Selama ini, ikan yang dikenal memiliki albumin tertinggi adalah ikan Gabus. Oleh karenanya, orang yang menderita kekurangan albumin (hipoalbuminemia) disarankan banyak mengkonsumsi ikan Gabus.

Ternyata, Tor Soro memiliki kandungan albumin yang tak kalah tinggi. Ikan Tor Soro punya kadar albumin yang tinggi, bahkan setara ikan gabus, jelasnya.

5. Harganya Selangit

Oleh karena keunggulan dan kelangkaannya, tak heran ikan ini dihargai degan cukup fatastis. Otong mengatakan, satu kilo ikan Tor Soro bisa dibanderol dengan harga Rp700 ribu hingga Rp 1 juta.

Harganya memang cukup fantastis, bisa sampai Rp700 ribu sampai Rp 1 juta per-kilo, dan ikan ini juga untuk pasar budidaya sudah masuk ke China, Hongkong, Malaysia, dan Singapura, pungkasnya.

Let's block ads! (Why?)