Pada awal 2019, terjadi rebound pasar saham setelah periode sentimen pasar yang suram dalam tiga bulan terakhir di 2018.
Mulai dari perang dagang Amerika Serikat (AS)-China, ketidakpastian Brexit, hingga kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan global di akhir 2018 mendorong Wall Street amblas ke posisi Desember terburuknya sejak masa Great Depression di tahun 1930an.
Namun, sentimen pasar yang lebih baik sejak awal 2019 telah membantu Dow Jones Industrial Average melonjak lebih dari 7%, dan juga kenaikan lebih dari 6% pada indeks Eropa Stoxx 600.
"Pasar saham Eropa telah menikmati reli sepanjang tahun ini seperti halnya sebagian besar bursa yang lain juga. Tapi, secara fundamental kami pikir pertumbuhan laba akan sangat lemah tahun ini," kata Peter Oppenheimer dari Goldman Sachs kepada CNBC International, Jumat (8/2/2019).
"Perlu dicatat bahwa kami memperkirakan pertumbuhan laba yang cukup lemah di semua wilayah utama tahun ini ... Di situlah kami mendapatkan gambaran akan semacam pasar yang kurus dan stagnan, return yang relatif rendah dalam rentang perdagangan yang cukup sempit," tambahnya.
![]() |
Pada awal 2019, para ekonom di Goldman Sachs berpendapat pasar keuangan terlalu tinggi menghitung dampak resesi global.
Akibatnya, valuasi jatuh terlalu jauh, kata Oppenheimer.
Bank investasi AS itu juga meramalkan ketika risiko inflasi mulai moderat selama beberapa minggu pertama tahun 2019, para pelaku pasar perlu memastikan mereka telah berinvestasi dalam ekuitas untuk menghindari kehilangan potensi mendapatkan return.
"Didukung oleh pertumbuhan laba yang relatif lambat, kita akan melihat kenaikan harga yang cukup kecil mulai sekarang," kata Oppenheimer.
Komentarnya muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Pada Kamis, Presiden Donald Trump mengatakan ia tidak berencana untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu 1 Maret bagi kedua negara untuk mencapai kesepakatan dagang.
Sikap Trump mengguncang investor yang berharap resolusi positif untuk sengketa perdagangan jangka panjang antara dua ekonomi terbesar di dunia muncul dalam waktu dekat.
Sementara itu, perkiraan pertumbuhan ekonomi zona euro oleh Komisi Eropa menurun tajam pada 2019 dan 2020, Kamis. Berita itu memperburuk kekhawatiran bahwa penurunan ekonomi global menyebar ke Eropa.
Saksikan ramalan peruntungan bursa saham di Tahun Babi Tanah berikut ini.
(prm) https://www.cnbcindonesia.com/market/20190210134158-17-54684/investor-jangan-berharap-bursa-saham-akan-melonjak-di-2019Bagikan Berita Ini
0 Response to "Investor, Jangan Berharap Bursa Saham Akan Melonjak di 2019 - CNBC Indonesia"
Post a Comment