Aplikasi Online SangJuara Rangkul Toko Kelontong di Jawa Barat - Katadata News

PT Satoe Juara Nusantara sebelumnya dikenal sebagai produsen Garam Satu Juara. Kini, perusahaan tersebut juga tengah mengembangkan aplikasi untuk "merangkul" toko kelontong di Jawa Barat.

Aplikasi SangJuara menawarkan aneka produk sembako dengan skema subsidi dan potongan harga. Pemilik aplikasi SangJuara, Jaenal Hariadi mengatakan, skema subsidi itu diambil dari keuntungan dari penjualan garam.

“Kami memiliki 60% keuntungan dari omset garam. Di mana 30% keuntungan kami diberikan ke masyarakat dalam bentuk reduksi harga sembako. Tetapi, tetap produk kami ini adalah barang berkualitas,” ujar Jaenal saat ditemui di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin (25/2).

Lebih lanjut Jaenal menjelaskan, perusahaannya telah menjual garam sejak 2009. Maka, aplikasi SangJuara dianggapnya sebagai penggerak (trigger) untuk menyalurkan keuntungan subsidi sembako lainnya, seperti minyak, gula, beras, dan sebagainya.

(Baca: Tanihub dan Wakuliner Menang Penghargaan Startup ASEAN)

Dengan mengusung konsep lokal, aplikasi tersebut mengandalkan pemasaran sesuai dengan lokasi pabrik di daerah setempat. Hal ini dilakukan untuk memperkecil biaya distribusi. Tak hanya itu, aplikasi ini juga melakukan berbagai sosialisasi dan bimbingan bagi para mitranya.

Hingga saat ini jumlah pedagang mitra SangJuara mencapai 40 ribu orang dan toko kelontongnya mencapai 45 ribu unit di Jawa Barat. Jaenal menargetkan, tahun ini bisa mencapai dua hingga tiga juta toko kelontong di wilayah tersebut.

Lewat aplikasi yang dirilis sejak Maret 2018 ini, penjual dapat memasarkan aneka produk sembako dengan segala macam penawarannya. Pembeli bisa memilih produk-produk yang tersedia layaknya berbelanja seperti di marketplace pada umumnya.

Hanya, pada akhirnya penjual dan pembeli tetap melakukan transaksi tatap wajah di toko kelontong untuk pengambilan barang. “Jadi kami mengusung konsep online to offline,” kata Jaenal. Dengan konsep tersebut, Jaenal berharap tradisi masyarakat untuk berbelanja ke pasar tradisional tetap terjaga.

(Baca: Pemerintah Targetkan Satu Juta Petani dan Nelayan Go-Online Tahun Ini)

Reporter: Cindy Mutia Annur

Let's block ads! (Why?)