Pelajari dulu risikonya.
Dream - Berjalan tanpa memakai alas kaki atau earthing sudah menjadi tradisi nenek moyang. Bahkan hingga sekarang masih banyak yang melakukannya.
Cara berjalan ini diklaim lebih sehat karena mampu merangsang titik saraf tertentu. Beberapa manfaat yang bisa didapat diantaranya memperlancar aliran darah, mengatasi insomnia dan menurunkan berat badan.
Beberapa orang bahkan memilih untuk jogging dan berolahraga tanpa memakai alas kaki. Namun, apakah risiko yang mengintai di baliknya?
Perlu diketahui bahwa di telapak kaki terdapat kulit, otot, jaringan ikat serta tulang dan saraf. Semakin banyak berjalan tanpa memakai alas kaki, maka kulit akan semakin tebal.
" Biasanya dikenal dengan istilah kapalan. Tujuannya adalah untuk melindungi jaringan ikat, sendi serta saraf di dalamnya. Namun jika terjadi penebalan di dalam justru bisa menimbulkan rasa sakit," ujar Manfaluthy Hakim, Dokter Spesialis Saraf di acara Neurobion, Jakarta, Rabu 27 Maret 2019.
Permukaan tanah yang kasar begitu juga dengan batuan tajam berisiko menyebabkan disfungsi saraf tepi atau neuropati. Rasa kebas dan kesemutan menjadi tanda awal dari penyakit tersebut.
Sangat disarankan untuk membatasi berjalan tanpa memakai alas kaki. Terutama pada saat berolahraga dengan medan yang berat seperti aspal dan tanah batuan agar tidak memicu cidera tendon, sendi, tulang serta saraf.
" Neuropati yang sudah akut menyebakan rusaknya sistem sensori. Pasien mulai tidak bisa merasakan bahwa lantai itu licin. Akibatnya posisi kaki yang harusnya mencengkram jadi lurus saja sehingga jalan menjadi tidak nyaman dan berisiko terpeleset," ujarnya.
Selain itu, neuropati yang dibiarkan dalam kurun waktu lama akan mematikan saraf secara permanen. Selain kehilangan kemampuan untuk merasa, kaki juga bisa mengecil dan kehilangan fungsi motorik. (ism)
Baca Juga:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Berjalan Tanpa Alas Kaki, Benarkah Sehat? - Dream"
Post a Comment