oleh : NUR’AINI MUSLIMAH SPI
Analis Laboratorium Balai KIPM Banjarmasin
DI Kalimantan Selatan pada umumnya masyarakat mengkonsumsi ikan sebagai makanan pokok, bahkan secara nasional dinyatakan bahwa Kalimantan Selatan diakui sebagai daerah dengan mengkonsumsi ikan melebihi angka konsumsi ikan nasional.
Pada pertengahan tahun 2018 tepatnya bulan Agustus – September, masyarakat Kalimantan Selatan diresahkan dengan adanya ditemukan cacing di dalam daging ikan Haruan (Lokal) atau Gabus (Channa striata). Gabus adalah salah satu ikan lokal yang banyak di gemari masyarakat dan memiliki nilai ekonomis tinggi di Kalimantan Selatan.
Selain rasanya enak Gabus juga memiliki nilai albomin yang sangat tinggi, dimana diyakini masyarakat bisa membantu dalam masa menyembuhan pascaoperasi atau luka.
Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Banjarmasin (BKIPM Banjarmasin), sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk melakukan mencegahan tersebarnya penyakit ikan, menugaskan petugas Pengendali Hama Penyakit Ikan (PHPI) untuk melakukan pengamatan dan pengambilan sampel, selanjutnya sampel dilakukan pemeriksaan Laboratorium di Laboratorium BKIPM Banjarmasin.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan ditemukan jenis penyakit parasit sejenis cacing yaitu Camallanus sp. Untuk memastikan dan meyakinkan hasil uji laboratorium ini di konfirmasi atau diidentifikasi kembali ke Laboratorium Fakultas Kodekteran Universitas Gajah Mada Jogjakarta, melalui salah satu Guru Besar ahli parasitologi Ibu Prof drh Kurniasih MVSc PhD.
Dari hasil uji konfirmasi tersebut didapatkan yaitu parasit sejenis cacing yang sama yaitu Camallanus sp. Jenis parasit ini bukan termasuk jenis parasit yang berbahaya, tidak berpindah (zoonosis) pada manusia.
Parasit adalah organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain dan atas beban organisme yang ditumpanginya yang dikenal sebagai inang. Parasit juga bisa merupakan organisme yang hidup pada tubuh organisme lain dan umumnya menimbulkan efek negatif pada inangnya (Handayani dan Samsundari, 2004).
Ada terdapat dua jenis parasit berdasarkan predileksinya yaitu endoparasit dan ektoparasit. Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam organ tubuh inangnya. Sedangkan ektoparasit adalah parasit yang hidup dan berkembang di permukaan tubuh inangnya, yaitu bagian sisik, insang, kepala dan ekor.
Serangan parasit bisa menimbulkan efek negatif pada inangnya. Serangan parasit membuat ikan kehilangan nafsu makan, kemudian perlahan-lahan lemas dan berujung kematian.
http://banjarmasin.tribunnews.com/2019/03/19/mewaspadai-parasit-pada-ikan-laut-dan-tawar-bersifat-zoonosis-yang-berpindah-ke-manusiaBagikan Berita Ini
0 Response to "Mewaspadai Parasit pada Ikan Laut dan Tawar (Bersifat Zoonosis yang Berpindah ke Manusia) - Banjarmasin Post"
Post a Comment