JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto hadir dalam pernyataan pers sejumlah tokoh pendukung calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di SCBD, Jakarta, Minggu (21/4/2019).
Bambang mendapat giliran kedua untuk menyampaikan pendapatnya tentang pelaksanaan pemilihan presiden dan pemungutan suara pada 17 April 2019 lalu.
Bambang mengawali penyampaiannya dengan menyebut pemilu kali ini sebagai yang terburuk pasca reformasi.
"Pemilu kali ini oleh pengamat disebut pemilu terburuk pasca reformasi," ujar Bambang.
Menurut mantan anggota tim sukses Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada pilkada DKI itu, pemilu kali ini tidak memenuhi asas langsung, umum, bebas dan rahasia. Serta tidak memenuhi prinsip jujur dan adil (jurdil).
Baca juga: Istri Andre Taulany Dilaporkan ke Polisi atas Dugaan Pencemaran Nama Baik Prabowo Subianto
Bambang mengklaim telah banyak terjadi kecurangan dalam pemilu 2019. Menurut dia, perlu ada suatu gerakan masif dari masyarakat untuk menuntut kecurangan yang terjadi selama pemungutan suara.
"Kehadiran kami hari ini adalah bagian mendukung suatu kesadaran masif. Kekuatan publik yang tidak suka kecurangan terjadi saat ini," kata Bambang.
Sementara itu dalam wawancara dengan Wakil Pemimpin Umum harian Kompas Budiman Tanuredjo, Kamis (18/4/2019), Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa penyelenggaraan pemilu di negara sebesar Indonesia bukan hal mudah.
Ada 800.000 tempat pemungutan suara yang tersebar di 17.000 pulau. Oleh karena itu, wajar jika ada permasalahan terkait logistik dan masalah teknis lainnya.
Namun, Jokowi menilai, pelaksanaan pemilu 17 April 2019 berjalan baik. "Kita apresiasi kerja keras KPU, Bawaslu, dan DKPP," kata Jokowi.
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/21/16380511/bambang-widjojanto-pengamat-sebut-pemilu-2019-terburuk-pasca-reformasi
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bambang Widjojanto: Pengamat Sebut Pemilu 2019 Terburuk Pasca-reformasi - KOMPAS.com"
Post a Comment