Hasil akhir pemilu Israel semakin memperkuat kemenangan Netanyahu, di mana ia total mendapatkan 36 kursi di Parlemen dibandingkan dengan 35 kursi untuk Partai Biru dan Putih. Pada Rabu (9/4), para pemimpin Partai Biru dan Putih mengakui kekalahan. Salah satu faktor utama yang mempercepat kemenangan Netanyahu adalah jumlah pemilih yang rendah—sekitar 50 persen—di antara penduduk Arab Israel.
Oleh: The Associated Press/The Washington Post
Baca Juga: Tak Peduli Siapa yang Menang Pemilu Israel, Lembaga Survei akan Kalah
Penghitungan akhir surat suara pada Kamis (11/4) memberi Partai Likud Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kursi tambahan di Parlemen, menjadikannya faksi terbesar dan memperkuat kemenangan Netanyahu.
Hasil yang dikeluarkan oleh komisi pemilihan umum Israel menunjukkan bahwa Likud meraih total 36 kursi di Parlemen yang memiliki 120 kursi, dibandingkan dengan 35 kursi untuk saingan utamanya, partai sentris Biru dan Putih. Hitungan sebelumnya membuat kedua partai itu menemui jalan buntu.
Secara keseluruhan, Likud dan sekutu tradisional Yahudi ultra-Ortodoks dan para sekutu nasionalisnya menguasai mayoritas 65-55, yang menempatkan Netanyahu dalam posisi untuk memimpin pemerintahan koalisi berikutnya. Pada Rabu (9/4), para pemimpin Partai Biru dan Putih mengakui kekalahan.
Hitungan terakhir menunjukkan fraksi nasionalis lain, Partai Kanan Baru milik Menteri Pendidikan Naftali Bennett dan Menteri Kehakiman Ayelet Shaked, mendapatkan kurang dari 3,25 persen suara yang diperlukan untuk masuk ke Parlemen.
Hasil yang dirilis pada Kamis (11/4) malam tidak secara signifikan mengubah hasil awal pemilu pada Selasa (9/4). Itu mencakup penghitungan suara dari tentara, diplomat, tahanan, dan pasien rumah sakit, yang memilih dalam keadaan yang tidak biasa.
Satu-satunya perubahan adalah bahwa Likud mengambil kursi dari salah satu sekutu tradisionalnya, United Torah Judaism yang ultra-Ortodoks.
Partai Kanan Baru adalah yang paling mengecewakan dalam pemilu ini. Kedua menteri itu berpisah dari partai Jewish Home yang nasionalis-religius, dan mencari kekuasaan yang lebih besar dengan merayu para pemilih sekuler baru. Strategi itu menjadi bumerang.
Baca Juga: Apa Arti Pemilu Lokal Israel bagi Yerusalem, Israel, dan Yahudi
Salah satu faktor utama yang mempercepat kemenangan Netanyahu adalah jumlah pemilih yang rendah—sekitar 50 persen—di antara penduduk Arab Israel.
Kampanye Netanyahu melawan para politisi Arab—bersama dengan aliansi barunya dengan para ekstremis anti-Arab, dan pembuatan undang-undang negara-bangsa yang kontroversial yang mengabadikan Israel sebagai tanah air orang-orang Yahudi saja—memperdalam seruan untuk boikot pemilu di komunitas Arab Israel.
Keterangan foto utama: Para pendukung Partai Likud berkumpul di luar markas pada malam pemmilu. Hasil akhir memberi Partai Likud kursi tambahan di Parlemen, menjadikannya faksi terbesar. (Foto: Agence France-Presse/Getty Images/Jack Guez)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hasil Akhir Pemilu Israel Perkuat Kemenangan Netanyahu - Mata Mata Politik"
Post a Comment