Israel mulai membuka perairan dalam di Mediterania untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade, yang memberi kesempatan bagi warga Palestina untuk mendapatkan ikan. Menurut seorang pejabat Israel, langkah ini adalah bagian dari kebijakan sipil yang bertujuan mencegah bencana kemanusiaan di Jalur Gaza. Sedangkan warga Palestina melihat langkah itu sebagai kelonggaran Israel setelah satu tahun protes di perbatasan Gaza, yang disebut March of Return.
Oleh: Nidal al-Mughrabi (Reuters)
Baca Juga: Bagaimana Israel Bekerja untuk Usir Palestina dari Yerusalem
Seiring perahu motor mereka yang reyot keluar ke perairan Mediterania yang dalam untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade, para nelayan Palestina berdoa agar bisa mendapatkan ikan tenggiri dan tuna untuk menambah gizi dari ikan sarden, udang, dan kepiting yang dangkal di Gaza, yang biasanya mereka makan.
Minggu ini—sebagai bagian dari upaya yang dimediasi oleh Mesir untuk meringankan penderitaan 2 juta penduduk di Jalur Gaza yang diblokade—Israel telah memperluas area di mana mereka mengizinkan warga Palestina untuk menangkap ikan.
“Wilayah yang dibuka ini dulunya terlarang. Dan semoga ada banyak ikan untuk dibawa pulang,” kata nelayan berusia 69 tahun, Ahmed al-Amoudi.
Israel menempatkan penjagaan Angkatan Laut di Gaza—bagian dari blokade yang dianggap penting bagi Israel dan negara tetangga Mesir untuk mencegah penyelundupan senjata oleh kelompok Islam Hamas yang memerintah wilayah pesisir.
Israel telah lama membatasi perairan perikanan Palestina, dan memiliki ukuran zona yang bervariasi. Batasan itu diperketat menjadi hanya 6-9 mil (9-15 kilometer) dari garis pantai dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi pada Senin (1/4), Israel memperluas batas tersebut menjadi 12-15 mil (19-24 kilometer)—yang terluas sejak tahun 2000, sebelum pemberontakan Palestina meletus.
“Langkah ini adalah bagian dari kebijakan sipil yang bertujuan mencegah bencana kemanusiaan di Jalur Gaza, dan mencerminkan kebijakan untuk membedakan antara teroris dan penduduk yang tidak terlibat,” kata seorang pejabat Israel.
Warga Palestina melihat langkah itu sebagai kelonggaran Israel setelah satu tahun protes di perbatasan Gaza, ditambah dengan beberapa gelombang pertempuran lintas-perbatasan yang mendorong mediasi oleh Mesir, PBB, dan Qatar, tentang cara-cara untuk membantu perekonomian Gaza.
“Terima kasih kepada Tuhan dan kepada ‘March of Return’, yang membuka laut bagi kami,” kata al-Amoudi, merujuk pada demonstrasi mingguan di perbatasan, yang menuntut pencabutan blokade, dan hak bagi warga Palestina untuk kembali ke rumah di mana keluarga mereka sebelumnya melarikan diri atau diusir ketika Israel didirikan.
April hingga Juni adalah puncak musim penangkapan ikan di Gaza. Sektor ini menyumbang kurang dari 5 persen dari PDB Gaza dan mendukung sekitar 50.000 orang—sebagian kecil dari 2 juta penduduk.
Baca Juga: KTT Liga Arab: Aksi Bela Palestina yang Sekedar Retorika
Tetapi penangkapan ikan itu terasa sangat luar biasa, mengingat itu adalah salah satu dari sedikit industri yang layak di Gaza, di mana lebih dari separuh penduduknya menganggur dan hampir 80 persen menerima beberapa bentuk bantuan, menurut Bank Dunia.
Dengan perbatasan darat Gaza yang dikontrol ketat oleh negara tetangga Israel dan Mesir, laut memberi banyak warga Palestina harapan akan kebebasan bergerak di masa depan.
Utusan Timur Tengah Nickolay Mladtenov menyambut keputusan Israel untuk meningkatkan zona penangkapan ikan, dengan menambahkan: “(Saya) mendesak untuk peningkatan substansial dari pergerakan dan akses untuk barang dan orang, termasuk antara Gaza dan Tepi Barat.”
Dia mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengumpulkan sekitar $45 juta (sekitar Rp638 miliar) yang akan memungkinkan penciptaan sekitar 20.000 lapangan pekerjaan di Gaza tahun ini.
Namun nelayan masih kesulitan, di mana bahan bakar dan suku cadang untuk kapal mereka langka. Mereka mengatakan bahwa Israel juga telah melarang impor kawat kabel ke Gaza, yang akan memungkinkan mereka untuk memasang jaring di kedalaman.
Baca Juga: Abbas: Saya Setuju Pasukan NATO Amerika Dikerahkan di Palestina
Tapi nelayan Wael Abu Mohammed masih optimis.
“Dengan 15 mil, sekarang kita akan merasa nyaman, jika tidak ada masalah dengan Israel,” kata ayah dari 10 anak itu. “Kami berharap yang terbaik.”
Tahun lalu adalah yang paling mematikan di Gaza sejak perang terakhir antara Hamas dan Israel lima tahun lalu, di mana hampir 200 warga Palestina terbunuh oleh pasukan Israel saat demonstrasi perbatasan. Seorang tentara Israel terbunuh.
Penyelidik PBB mengatakan bahwa Israel telah menggunakan kekuatan berlebihan. Israel mengatakan bahwa mereka tidak punya pilihan selain menggunakan kekuatan mematikan untuk melindungi perbatasan dari militan dan penyusup.
Angkatan Laut Israel di masa lalu menembaki kapal-kapal Palestina yang menyimpang dari zona penangkapan ikan, kadang-kadang menyita kapal dan menahan awak kapal. Selain penyelundupan, Israel khawatir tentang serangan di laut. Dalam perang Gaza tahun 2014, ‘pasukan katak’ Hamas berenang dari Gaza untuk menyerbu pangkalan pesisir Israel.
Pejabat Israel mengatakan bahwa mempertahankan zona yang diperluas untuk nelayan Gaza “tergantung pada apakah (mereka) menghormati perjanjian” dan bahwa setiap upaya untuk melanggarnya “akan ditangani dengan sesuai oleh dinas keamanan (Israel)”.
Pelaporan oleh Nidal al-Mughrabi; penulisan oleh Dan Williams; penyuntingan oleh Peter Graff dan Marguerita Choy.
Keterangan foto utama: Seorang pria memajang ikan untuk dijual di pelabuhan Kota Gaza, setelah Israel memperluas zona penangkapan ikan untuk Palestina pada tanggal 2 April 2019. (Foto: Reuters/Suhaib Salem)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Israel Buka Perairan Dalam, Kesempatan Warga Palestina Dapatkan Ikan - Mata Mata Politik"
Post a Comment