TURKI menjadi destinasi wisata yang kaya landmark bersejarah. Menara Galata, Hagia Sophia, dan Basilica Cistern menjadi landmark penting yang dapat diabadikan dan dijadikan konten untuk dibagikan di media sosial.
Dalam kegiatan Workshop: Capture and Enjoy Every Moment Perfectly with Samsung Galaxy S10, Watch Active, and Buds, KORAN SINDO berkesempatan untuk pergi ke Turki dan mengunjungi landmark bersejarah. Salah satunya Menara Galata. Menara yang berusia lebih dari 650 tahun ini tampak tetap kokoh berdiri meski pada era modern di kawasan distrik Galata Istanbul, Turki.
Untuk menuju Menara Galata, para wisatawan harus melewati Golden Horn dan Galata Bridge. Jika melewati Galata Bridge, maka dari atas jembatan akan terlihat menara yang memiliki tinggi 66 meter ini. Bagian menara yang berbentuk kerucut dengan diameter 16 meter tampak menonjol, di antara bangunan toko dan kafe sepanjang jalan.
BACA JUGA : 5 Zodiak yang Paling Takut Cintanya Ditolak, Waspada Dukun Bertindak!
Menara yang mulanya digunakan sebagai menara pengawas perang ini dibangun pada tahun 1348 saat perluasan koloni Genoese di Konstantinopel. Sejumlah peristiwa, seperti perebutan kekuasaan, gempa bumi, kebakaran, dan badai membuat menara ini harus direstorasi berkali-kali.
“Selain menjadi menara pengawas, menara ini juga pernah berfungsi sebagai observatorium dan penjara selama masa Bizantium dan Ottoman,” ujar pemandu wisata asal Turki, Tugrul Turnali di Istanbul, Turki, pada Kamis (21/3). Saat restorasi pada 1960- an, interior kayu menara digantikan oleh struktur beton dan itu dikomersialisasikan dan dibuka untuk umum.
Para wisatawan tak harus menaiki tangga sembilan lantai untuk mencapai puncak menara karena pihak pengelola sudah menyediakan lift. Setelah menggunakan lift, para wisatawan harus menaiki beberapa anak tangga yang melingkar. Lalu, tibalah di lantai observasi.
Di lantai ini para wisatawan bisa melihat pemandangan indah Kota Istanbul dari atas menara. Di puncak menara, para wisatawan harus saling berdesakan demi mendapat angle foto terbaik untuk mengabadikan keindahan Kota Istanbul. Menurut sutradara, penata artistik, sekaligus fotografer ternama Indonesia Jay Subyakto, objek foto yang ikonik serta unsur sejarah dapat menjadi bahan konten yang menarik untuk dibagikan di media sosial.
“Menara Galata menjadi salah satu objek landmark di Turki yang menarik dijadikan konten. Gunakan fitur ultra wide angle yang memungkinkan Anda mengabadikan momen panorama Kota Istanbul hingga 123º,” ujar Jay. Puas mengabadikan keindahan Kota Istanbul dari puncak Menara Galata, perjalanan kemudian dilanjutkan ke Hagia Sophia.
Memasuki pintu masuk Hagia Sophia, para wisatawan akan dibuat kagum dengan mozaik kuno nan agung dari kekaisaran Bizantium dan Osmani. Sambil berkeliling Hagia Sophia, Tugrul pun menjelaskan sejarah singkat mengenai tempat bersejarah yang menjadi saksi bisu perebutan banyak kekuasaan ini. Hagia Sophia mulanya dibangun sebagai sebuah gereja pada tahun 360 Masehi.
Pada masa kekuasaan Osmani, Hagia Sophia yang mulanya adalah gereja dijadikan masjid. Singkat cerita, pada tahun 1923 kekuasaan Osmani berganti nama menjadi Republik Turki. “Karena memiliki nilai sejarah yang kaya, pemimpin Turki kala itu, Mustafa Kemal Ataturk, menjadikan Hagia Sophia sebagai sebuah museum,” ujar Tugrul.
Bangunan yang berusia hampir 1.500 tahun ini memiliki keunikan tersendiri. Para wisatawan akan dibuat takjub dengan lampu gantung kuno serta pemandangan kaligrafi Arab bertuliskan Allah dan Muhammad. Nah yang unik, di beberapa bagian terdapat lukisan Bunda Maria dan Yesus Kristus.
“Anda dapat memanfaatkan fitur artistic live focus color point bokeh untuk meng-capture lampu gantung mewah. Gunakan juga fitur ultra wide angle dan scene optimizer untuk mengabadikan lanskap di Hagia Sophia,” ujar Jay.
Tak jauh dari Hagia Sophia terdapat bangunan bersejarah nan unik lainnya, yakni Basilica Cistern atau dalam bahasa Turki disebut Yerebatan Sarayi. Bangunan bawah tanah ini dibangun pertama kali pada abad ke-6. Singkat cerita, Kaisar Justinian menjadikan tempat ini sebagai waduk besar penampung air. Saat memasuki Basilica Cistern, suasana remang dan lembap akan menyambut para wisatawan. Tempat seluas 9.800 meter persegi ini disangga oleh 336 pilar marmer.
BACA JUGA : Viral Barbie Kekar dari Korea Selatan, Awas Jangan Macam-Macam Sama Dia!
Nah yang unik, kepala pilar memiliki gaya arsitektur Ionic dan Corinthian, beberapa di antaranya bergaya Doric. Pilar-pilar setinggi 9 meter tersebut berbaris rapi, menopang megahnya kejayaan masa lalu. Dari sekain banyak pilar, pilar dengan penyangga patung kepala Meduasa adalah yang paling menarik perhatian. “Dari penyangga ini, kita bisa dilihat bahwa pengaruh Yunani sangat dominan pada saat itu,” ujar Tugrul.
(dno)
https://lifestyle.okezone.com/read/2019/04/01/406/2037773/jelajah-spot-wisata-sejarah-di-turki-yang-bikin-kagumBagikan Berita Ini
0 Response to "Jelajah Spot Wisata Sejarah di Turki yang Bikin Kagum - Okezone"
Post a Comment