Search

Menteri Susi Kampanye Gemar Makan Ikan di Tasikmalaya - Liputan6.com

Susi berpendapat, selain untuk mencegah gangguan pertumbuhan (stunting), mengonsumsi ikan juga membantu membangun sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan berkualitas.

"Apa yang sudah dilakukan orang Jawa Barat, (mengonsumsi) pepes, sop ikan, kebiasaan makan ikan sehari-hari diteruskan," lanjutnya.

Susi mengatakan, populasi penduduk dunia yang terus meningkat membuat seluruh bangsa menghadapi tantangan pemenuhan kebutuhan pangan. Bukan tidak mungkin akan terjadi krisis atau rawan pangan di masa mendatang.

Ikan sebagai salah satu sumber pangan yang kaya kandungan gizi dan relatif lebih mudah didapatkan diprediksi akan menjadi rebutan.

Sebagaimana hasil penelitian organisasi pangan dunia FAO, satu dari lima ikan yang dikonsumsi di dunia saat ini berasal dari kegiatan illegal fishing. Sementara itu, negara penghasil ikan mulai menggunakan kekuatan militer untuk mengamankan sumber daya ikan mereka.

Di Indonesia, pada 2017 untuk memenuhi kebutuhan pangan 265 juta warga negaranya dibutuhkan 12,6 juta ton ikan.

Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk 0,6 persen dan angka konsumsi ikan 50 kg per kapita, diproyeksikan pada 2045 mendatang, untuk memenuhi kebutuhan 318 juta warga negara Indonesia dibutuhkan 15,9 juta ton ikan.

Oleh karena itu, tak hanya di laut, penangkapan ikan yang bertanggung jawab juga harus dilakukan di semua perairan, baik danau, sungai, embung, dan sebagainya.

Untuk itu, Susi mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan penangkapan yang merusak dengan bom, portas, dinamit, setrum, dan sebagainya.

"Ibu dapat kabar, banyak masyarakat yang menangkap ikan di sungai dengan menggunakan setruman. Itu tidak boleh karena bisa bikin ikannya semua mati," kata Menteri Susi.

"Tuhan menganugerahi kita sumber daya ikan yang tidak usah susah-susah pelihara kok dirusak, diambil semena-mena?"

Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak menangkap kepiting, rajungan, dan lobster bertelur dan di bawah ukuran (undersize) agar dapat berkembang biak di alam.

Berkat upaya penegakan kedaulatan dan pengelolaan sumber daya perikanan dengan prinsip keberlanjutan yang diterapkan pemerintah, Susi menuturkan, stok ikan lestari (maximum sustainable yield/MSY) di laut Indonesia kian membaik. MSY Indonesia yang tercatat 7,31 juta ton pada 2013 meningkat hingga 12,5 juta ton di 2016.

Kini diperkirakan MSY telah melampaui 13 juta ton. Dampaknya neraca perdagangan perikanan Indonesia berhasil menjadi yang nomor 1 di Asia Tenggara. Baru-baru ini Indonesia tercatat menjadi negara pemasok tuna terbesar di dunia.

"Ketegasan kita juga membuat laut Indonesia menjadi yang paling ditakuti di dunia," ucap Susi.

"Kalau adik-adik ke Pangandaran bisa lihat kapal terdampar, sebenarnya bukan terdampar tapi didamparkan sebagai monumen bukti kepada anak cucu kita, bagaimana kita menjaga kedaulatan laut."

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3939173/menteri-susi-kampanye-gemar-makan-ikan-di-tasikmalaya

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Menteri Susi Kampanye Gemar Makan Ikan di Tasikmalaya - Liputan6.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.