Nah hal itu yang membuat munculnya jenis bisnis baru yakni penyewaan modem wifi untuk para pelancong di luar negeri. Sejak muncul di 2016, pemain di industri ini semakin banyak.
Coba saja ketik sewa modem ke luar negeri di mesin pencari google, pasti muncul deretan situs penyewaan modem.
"Luar biasa perkembangannya makanya di 2018 kita IPO buat cari dana untuk pengembangan lagi," kata Direktur Utama Yelooo Untegra Datanet Hiro Whardhana
Menurut Hiro industri penyewaan modem wifi memiliki potensi yang luar biasa seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat kekinian yang lebih gemar plesiran. Apalagi pertumbuhan masyarakat kelas menengah saat ini begitu tinggi.
"Size-nya besar banget, bayangkan dalam satu tahun ada 8,2 juta orang yang ke luar negeri dari Indonesia. Itu pasar yang luar biasa," tambahnya.
Dari segitu besarnya pasar industri penyewaan modem, Hiro melihat milenial yang paling seksi untuk digarap. Terbukti dari seluruh pelanggan Passpod 60% lebih diantaranya adalah milenial.
"Kan kalau dulu kebutuhan dulu kebutuhan orang itu sandang, pangan dan papan. Kalau generasi milenial sandang, pangan, pulsa, liburan baru papan," kelakarnya.
Candaannya benar terbukti. Saat ini dari sekian banyak pelancong Indonesia ke luar negeri yang tujuannya plesiran paling banyak milenial.
Sakina Rakhma Diah Setiawan misalnya, wanita berusia 29 tahun ini dalam setahun bisa 3-4 kali melancong ke luar negeri. Dalam tripnya yang terakhir ke Taiwan dia memanfaatkan modem wifi.
Sakinah mengaku baru pertama kali menggunakan jasa sewa modem wifi untuk ke luar negeri. Biasanya dia menggunakan paket roaming ataupun membeli SIM card baru.
Menurutnya sewa modem wifi memiliki beberapa keunggulan. Misalnya, kuota yang tak terbatas dan masa baterai yang tahan lama.
"Menurut gue menguntungkan kalo lo liburannya agak lama gitu. Kalo misal liburan singkat cuma 3 hari sih mending beli SIM Card," ujaranya.
Baginya internet dianggap sebagai salah satu modal paling penting saat melancong ke luar negeri. Dia membutuhkan akses internet untuk mencari informasi tentang perjalanan maupun tujuan wisata yang hendak dia sambangi. Apalagi dia sangat gemar traveling seorang diri, jadi internet satu-satunya teman sekaligus pemandu baginya.
Di luar itu, internet merupakan bahan utama bagi dia untuk update di Instagram. Foto ditempat tujuan wisata ibaratnya menjadi oleh-oleh wajib bagi setiap pelancong saat ini.
Ada juga Suci Sarasina yang gemar melancong ke luar negeri bersama teman-temannya. Dalam setahun dia bisa 2 kali pergi ke luar negeri, meski hanya sebatas Asia Tenggara.
Sejak 2017 Suci mengaku lebih memilih modem wifi ketimbang paket roaming ataupun SIM Card. Alasannya karena 1 perangkat bisa dipakai bersama teman-temannya. Baik Sakinah maupun Suci memiliki pemasukan sekitar Rp 7-8 juta per bulan.
Namun tidak semua milenial yang gemar travelling ke luar negeri memilih untuk menggunakan modem wifi. Sapto (28 tahun) misalnya, dia lebih memilih menggunakan paket roaming.
Alasannya membeli paket jauh lebih simpel, tak perlu ribet menenteng perangkat modem. Dia juga khawatir modemnya sewaannya hilang. Selain itu faktor harga juga menjadi alasannya.
"Kalau Paket Rp 300 ribu sudah dapat kalau cuma 3-5 harian pergi. Kalau itu kan ada depositnya juga bisa Rp 500 ribuan. Tapi kalau selisih harga antara modem dan paket gede ya tertarik sih jajal," ujarnya.
(das/fdl) https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4495383/milenial-jadi-pasar-seksi-bisnis-sewa-modemBagikan Berita Ini
0 Response to "Milenial Jadi Pasar 'Seksi' Bisnis Sewa Modem - detikFinance"
Post a Comment