Menurut Soemitro saat ini langkah pemerintah melakukan impor kurang sesuai dengan kondisi lapangan. Gula Impor yang beredar di pasaran telah melebihi dari kebutuhan konsumsi warga masyarakat.
Saat ini kebutuhan gula untuk Tanah Air, sekitar 2,8 juta ton sedangkan produksi gula yang dihasilkan oleh petani sekitar 2,2 juta ton. Sementara pemerintah melakukan impor gula sebesar 3,6 juta ton.
Dari 3 juta ton gula impor yang berlebih itu dijual ke pasar tradisional dengan harga murah, sehingga menggerus gula lokal yang diproduksi petani Tanah Air.
"Karena gula impor berlebih, maka dijual ke pasar tradisional. Dijualnya pun dengan harga murah di bawah harga dari gula lokal yang dihasilkan oleh petani kita. Hal ini yang akan membuat petani Tanah Air merugi, kasihan," imbuh Soemitro.
Diakui Soemitro, impor masih dibutuhkan karena produksi dalam negeri juga belum bisa menutupi tingkat konsumsi masyarakat.
"Kebutuhan gula kita secara nasional sebanyak 2,8 juta ton, tapi petani tebu kita hanya bisa sekitar 2,2 juta jadi kekurangannya sekitar 600 ribu ton, seharusnya gula yang diimpor pemerintah ya 600 ribu ton saja, jangan sampai 3,6 juta ton," pungkas Soemitro.
Ia mengatakan, sebenarnya pihaknya tidak mempermasalahkan dengan adanya gula impor. Namun harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumsi gula nasional.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Petani Keluhkan Impor Gula yang Bocor ke Pasar Tradisional - detikFinance"
Post a Comment